Senin, 26 April 2010

PLASTIK..kenali dulu baru disayang..eh..dipakai


Yang sering minum air mineral kemasan, yang selalu suka makan roti, yang pernah minum obat, yang selalu memakai kosmetik ( he.he..), yang suka memakai barang-barang rumah tangga khususnya plastik, siapun anda, hampir tidak lepas dengan yang namanya plastik. Kelebihan plastik dibandingkan bahan yang lain ialah ringan, simpel, trendi dan fleksibel sehingga menarik perhatian siapa saja untuk menggunakannya. Namun apakah penggunaan bahan plastik sesederhana itu ? Dari beberapa material plastik yang marak digunakan sebagai pengemas ialah styrofoam. Bahan yang satu ini bisa dibentuk apa saja sesuai kemauan dan kebutuhan. Tak heran mulai dari rumah tangga hingga produsen alat-alat berat memanfaatkannya. Ringan, baik dari segi harga maupun beratnya.

Styrofoam merupakan salah satu jenis plastik yang terbuat dari polystyrene yang dicampur blowing agent ( sejenis bahan khusus ). Polystyrene sendiri merupakan jenis plastik yang dihasilkan dari proses polimerisasi styrene monomer. ketika digunakan sebagai pengemas makanan, pada suhu tinggi dan lemak, bahan kimia monomer dapat bermigrasi ke dalam makanan dan beresiko bagi kesehatan. Terakumulasi di dalam tubuh dan dalam jumlah besar dapat membahayakan kesehatan. Kenyataannya, kalaupun terjadi migrasi monomer, jumlahnya teramat sedikit dan tidak berbahaya. Styrofoam memiliki titik lunak 102 - 106 derajat celcius. Namun ada monomer yang berbentuk cair, seperti polycarbonat dan formalin. Ini yang lebih berbahaya.

WASPADAI AKUMULASI
Monomer tetaplah bahan kimia yang berbahaya. Oleh karena itu ada ketentuan baku yang ditetapkan pemerintah di seluruh dunia. Pada binatang percobaan, akumulasi zat-zat aditif yang bermigrasi ke dalam makanan dapat menyebabkan kanker, perubahan hormon dan kelahiran baru berkelamin ganda. pada manusia bisa menyebabkan keguguran, namun itu bila terakumulasi dalam jumlah besar.

GUNAKAN SEMESTINYA
Ada beberapa cara menghindari bahaya kemasan plastik pada kesehatan manusia. Gunakan produk plastik yang terdaftar sesuai peruntukkannya. Perhatikan suhu dan lemak ketika menggunakan plastik. Hindari memasukkan makanan panas ke dalam plastik atau styrofoam. Sebaiknya menghindari mengemas makanan atau minuman yang bersuhu di atas 60 derajat celcius dengan menggunakan plastik. Kalau hanya untuk mengemas makan dan minuman dingin tidak ada masalah. Sayangnya dalam keseharian kita masih banyak menjumpai plastik dipakai untuk membungkus gorengan, bakso atau soto panas. Bahkan masih sering dijumpai baskom atau ember plastik untuk menampung sayur panas. Itu contoh penggunaan plastik yang tidak sesuai. Produk plastik memang simpel dan murah, namun dampaknya tidak sesederhana penggunaannya. Lebih baik kita mencegah sebelum terlambat.

KODE PLASTIK RESIN



Kode identifikasi resin ( 1-7 ) tidak menunjukkan tingkat kompleksitas daur ulang suatu barang plastik. Kode ini juga tidak menunjukkan beberapa kali barang plastik telah didaur ulang. Kode ini hanya untuk mengidentifikasi tipe polimer. Kode resin 4 dan 5 relatif aman digunakan lebih dari sekali, sedangkan kode resin 1, 2, 3, 6 dan 7 direkomendasikan sekali pakai saja.


Sumber : Koran Kompas edisi Sabtu 11 Juli 2009.


EmoticonEmoticon