Selasa, 25 Mei 2010

UNDUR-UNDUR...jalannya pun mundur

Saat kita masih kecil--Ya...sekitar usia-usia sekolah dasar ( SD ), pasti sering bermain dengan binatang satu ini. Undur-undur adalah sebutan untuk kelompok serangga dari famili Myrmeleontidae (kadang-kadang salah dieja sebagai Myrmeleonidae). Di dunia ini diperkirakan ada sekitar 2.000 spesies undur-undur dan mereka tersebar di seluruh dunia, terutama di wilayah bersuhu hangat dan berpasir. Nama "undur-undur" diberikan pada hewan ini karena kebiasaan larvanya berjalan mundur saat menggali sarang jebakan di tanah. Di daerah Barat, hewan ini dikenal dengan nama "antlion" ( semut singa ). Nama itu diberikan karena kebiasaan larvanya yang memburu semut secara ganas dengan cara menggali jebakan di dalam tanah sehingga dianggap sebagai "singanya para semut".

Inilah wujud undur-undur

Yang unik dan pasti banyak orang tidak tahu adalah, bahwa ternyata undur-undur itu sebenarnya larva dari serangga terbang yang mirip dengan kecapung jarum. Jadi undur-undur itu bukanlah bentuk hewan yang sebenarnya. Undur-undur memiliki nama famili Myrmeleontidae yang berasal dari bahasa Yunani myrmex (semut) dan leon (singa) sehingga nama Myrmeleontidae secara harfiah bisa diartikan "semut singa". Famili Myrmeleontidae sendiri termasuk ke dalam ordo Neuroptera yang dalam bahasa Yunani bisa diartikan sebagai "sayap jala" atau "sayap berurat". Nama itu diberikan karena semua serangga dalam ordo ini memiliki dua pasang sayap transparan dan berurat. Undur-undur memiliki penampilan yang sekilas mirip dengan capung karena sama-sama memiliki abdomennya panjang dan memiliki dua pasang sayap transparan berurat pada thoraxnya. Ia bisa dibedakan dengan capung dengan melihat antenanya yang panjang dan ujungnya sedikit melengkung, ukurannya yang rata-rata lebih kecil, dan matanya yang terletak di sisi kepala serta berukuran lebih kecil dibandingkan mata capung. Undur-undur juga tidak bisa terbang secepat dan selincah capung karena ia pada dasarnya merupakan penerbang lemah.

Inilah wujud undur-undur yang sebenarnya


Memang sangat mirip dengan capung jarum

Undur-undur memiliki ukuran yang bervariasi. Jenis undur-undur terbesar di dunia diketahui berasal dari genus Palpares yang hidup di Afrika dan rentang sayapnya mencapai 16 cm. Spesies yang terkecil berasal dari wilayah Arabia dan rentang sayapnya hanya sekitar 2 cm. Mayoritas undur-undur sendiri umumnya berukuran antara 4-10 cm.

DAUR HIDUP DAN REPRODUKSI

Reproduksi terjadi tidak lama setelah undur-undur baru saja keluar dari kepompongnya. perkawinan dimulai ketika sepasang undur-undur jantan dan betina hinggap di pohon. Sepasang undur-undur itu lalu melakukan kopulasi dengan cara saling melekatkan ujung ekornya. Kopulasi bisa berlangsung hingga dua jam lamanya. Undur-undur betina yang sudah kawin selanjutnya akan pergi mencari tempat untuk bertelur dan masih mungkin kembali ke tempat yang sama untuk kembali melakukan perkawinan.

Undur-undur mengalami metamorfosis sempurna: telur, larva, kepompong, dan dewasa. Perkembangan undur-undur dimulai ketika betina meletakkan telurnya di dalam tanah berpasir dengan cara mengetuk-ngetuk abdomennya ke dalam tanah dan mengeluarkan telur-telurnya di sana. Di dalam tangkapan, undur-undur betina bisa mengeluarkan telur hingga 20 butir sekali bertelur dan biasanya ia memilih pasir yang bersuhu hangat. Kadang-kadang, undur-undur betina yang sedang menaruh telur di atas pasir tertangkap oleh larva undur-undur lain yang kebetulan membuat jebakan yang berdekatan dengan tempatnya bertelur.

Tubuh yang bulat pipih dengan taring besar di kepalanya,
membuat undur-undur laksana monster

Telur undur-undur akan menetas menjadi larva yang bertubuh gempal, pipih, berkaki enam, dan memiliki sepasang taring panjang di kepalanya. Mayoritas spesies larva undur-undur selanjutnya akan membuat jebakan di tanah dengan cara bergerak mundur memakai tubuhnya seperti mata bor dan mulai menggali dengan gerakan spiral hingga akhirnya membentuk sarang jebakannya yang berbentuk seperti corong (biasa disebut "liang undur-undur"). Pada sebagian spesies undur-undur semisal Dendroleon pantheormis, larvanya tidak membuat sarang jebakan, namun hanya bersembunyi di tempat-tempat tertentu lalu menerkam hewan kecil yang lewat di dekatnya. Hal yang unik pada larva undur-undur adalah mereka tidak memiliki anus sehingga ampas sisa-sisa metabolisme tubuhnya akan disimpan dan baru dikeluarkan ketika mereka sudah menjadi undur-undur dewasa.

Fase selanjutnya dalam pertumbuhan undur-undur adalah fase kepompong atau pupa. Kepompong mereka berupa kumpulan butiran pasir di sekitarnya yang disatukan dengan sutra dari kelenjar di abdomennya. Kepompong ini biasanya terkubur hingga beberapa sentimeter di dalam tanah. Pada fase kepompong terjadi perubahan bentuk di dalamnya dan setelah sekitar satu bulan, undur-undur dewasa akan keluar dan mulai menunggu sayapnya kering sebelum bisa terbang untuk mencari pasangan. Undur-undur dewasa rata-rata berusia antara 20-25 hari, sementara sebagian dari mereka juga diketahui bisa hidup hingga usia 45 hari.

PERILAKU
Undur-undur dewasa jarang terlihat di alam liar karena ia baru aktif keluar di sore hari dan bisa terlihat menggerombol di malam hari saat sedang mencari pasangan kawin. Mereka juga kadang-kadang dianggap sebagai gangguan bagi manusia karena jika hinggap pada seseorang, mereka bisa memberikan gigitan yang cukup menyakitkan walaupun tidak sampai membahayakan.

MAKANAN
Larva undur-undur terkenal sebagai pemangsa yang ganas karena ia memakan hampir segala jenis Arthropoda kecil, terutama semut. Ia berburu secara pasif dengan cara membuat sarang jebakan berbentuk corong, lalu bersembunyi di tengahnya sambil menunggu ada mangsa yang terperosok masuk.

Binatang kecil seperti semut bila terjatuh ke lubang undur-undur akan sulit untuk keluar lagi, maka ia tinggal menungu dimangsa undur-undur

Bila ada mangsa terjebak masuk ke dalam perangkapnya namun masih bisa bergerak naik, larva undur-undur akan melempari mangsanya dengan butiran pasir agar tergelincir. Larva undur-undur mengetahui kehadiran korbannya dengan cara merasakan getaran dari gerakan korbannya. Larva undur-undur juga memiliki sepasang rahang tajam dan di ujungnya terdapat lubang untuk menyuntikkan racun ke dalam tubuh mangsanya untuk membunuhnya, lalu mulai menghisap cairan tubuhnya. Makanan undur-undur dewasa lebih bervariasi. Sebagian spesies hidup dengan memakan nektar dari bunga, sementara beberapa spesies lainnya hidup dengan memakan Arthropoda kecil seperti halnya larva undur-undur.


Sumber : Wikipedia Indonesia, Indonetwork.co.id

Senin, 24 Mei 2010

SI KATAK KERDIL...bahkan terkecil di dunia

Katak-katak ini sangatlah kerdil -- bahkan begitu kecilnya sampai mereka dapat diletakkan di atas sebuah prangko, bahkan katak yang masih bayi kalah besar dengan ukuran sebuah penjepit kertas. Katak-katak kerdil ini di temukan pada tahun 1998, mereka hidup di sekitar tumbuh-tumbuhan berlumut yang berada di daerah basah sekitar air terjun di sungai Kihansi, Tanzania.



Katak kerdil berwarna keemasan ini memiliki nama latin Nectiphrynoides aspergin ini awalnya menempati sebuah tempat yang 'sangat kecil" dibandingkan dengan ruang hidup binatang vertebra lainnya.



Ketika sebuah bendungan besar dibangun pada tahun 2000 di atas sungai, bendungan ini memotong hampir 90 persen aliran air yang berasal dari air terjun. Kondisi ini membuat kelangsungan hidup katak kerdil terancam.

Masyarakat konservasi duni, kelompok peneliti dari Tanzania dan sejumlah kebun binatang di Amerika Serikat berinisiatif memindahkan sebanyak mungkin katak kerdil tersebut. Tumbuh-tumbuhan pengganggu dan penyakit jamur telah memusnahkan populasi katak kerdil yang tersisa di habitat aslinya, sehingga pada tahun 2009 katak kerdil dinyatakan punah.



Katak-katak yang berhasil diselamatkan bukannya tidak lepas dari krisis. Hanya dua kebun binatang yang mampu menciptakan lingkungan yang mirip dengan habitat aslinya, yaitu memiliki kabut air, tumbuh-tumbuhan asli dan serangga kecil yang menjadi makanannya.

Saat ini ada sekitar 4.000 katak kerdil yang hidup di habitat khusus kebun binatang Toledo dan kebun binatang Bronx, Amerika Serikat . Para ilmuwan telah berupaya mengembalikan katak kerdil ini ke habitat aslinya di sekitar air terjin di Tanzania. Tanaman-tanaman pengganggu telah dimusnahkan dan alat pembuat kabut air pun telah dipasag. namun dibutuhkn beberapa generasi katak kerdil untuk mengetahui apakah upaya ini berhasil.



Sumber : Kompas, Minggu 18 April 2010, Gambar : World Conservation Society

"PEGUNUNGAN HANTU"

Judul di atas tidak benar-benar menyatakan sebuah pegunungan yang berhantu. Maksud dari kata "pegunungan hantu" ialah untuk menyebutkan suatu deretan pegunungan yang tak terlihat. Sejumlah puncak tertinggi di Planet Bumi selama jutaan tahun tak pernah terlihat secara kasat mata karena tersembunyi di bawah lapisan es dan salju di tengah hamparan es Antartika.


Namun kini rahasia pegunungan Gamburtsev yang dikenal sebagai "pegunungan hantu" mulai terkuak.


Sebuah tim mancanegara yang beranggotakan sejumlah insinyur, pilot dan ilmuwan telah bekerja di Kutub Selatan yang memiliki cuaca ekstrim guna mengungkap keberadaan pegunungan hantu itu. Dengan menggunakan radar yang dapat menembus lapisan es setebal empat kilometer ( 4 km ) dan peralatan seismik yang dapat "mencitrakan" puncak-puncak Pegunungan Gamburtsev yang tersembunyi.

Kelompok pertama ilmuwan terbang melintasi wilayah pegunungan tersebut dengan menggunakan pesawat yang dilengkapi dengan radar khusus. Radar pencitraan yang dilengkapi dengan data gravitasi dan data magnetik digunakan untuk membentuk gambar 3D ( tiga dimensi ) dari puncak-puncak Pegunungan Gamburtsev. Tim kedua bekerja di darat, yang bertugas mendengarkan gelombang seismik yang yang terpancar dai puncak-puncak gunung. Data tersebut digunakan untuk menyelidiki struktur lapisan tanah keras di dasar pegunungan.






Hasil pencitraan menunjukkan bahwa Gamburtsev terbentuk oleh jajaran puncak bergerigi yang tingginya sekitar 2.600 meter, yang menunjukkan kemiripan dengan Cascade Range di American Northwest. Para peneliti yakin bahwa puncak-puncak ini memainkan peranan penting dalam membentuk lapisan es di Antartika Timur sekitar 30 juta tahun lalu.



Meskipun kini sudah ada gambaran seperti apa bentuk "pegunungn hantu", pegunungan ini tetap menyimpan misteri. Pegunungan Gamburtsev tampaknya tidak terbentuk oleh aktivitas tektonik maupun proses vulkanik -- dua hal yang umumnya membentuk suatu gugusan pegunungan.




Sumber : Kompas, Minggu 22 Mei 2010

Senin, 17 Mei 2010

YAKI...si kera hitam Sulawesi yang terancam


Kera Hitam Sulawesi yang bahasa ilmiahnya Macaca nigra merupakan jenis primata yang mulai langka dan terancam kepunahan. Kera Hitam Sulawesi yang dalam bahasa latin disebut Macaca nigra merupakan satwa endemik Sulawesi Utara.

Kera Hitam Sulawesi selain mempunyai bulu yang berwarna hitam juga mempunyai ciri yang unik dengan jambul di atas kepalanya. Kera yang oleh masyarakat setempat disebut Yaki ini semakin hari semakin langka dan terancam punah. Bahkan oleh IUCN Redlist digolongkan dalam status konservasi Critically Endangered (Krisis).

Kera Hitam Sulawesi sering juga disebut monyet berjambul. Dan oleh masyarakat setempat biasa dipanggil dengan Yaki, Bolai, Dihe. Dalam bahasa Inggris primata langka ini disebut dengan beberapa nama diantaranya Celebes Crested Macaque, Celebes Black ape, Celebes Black Macaque, Celebes Crested Macaque, Celebes Macaque, Crested Black Macaque, Gorontalo Macaque, Sulawesi Macaque. Dalam bahasa latin (ilmiah) Kera Hitam Sulawesi dinamai Macaca nigra yang bersinonim dengan Macaca lembicus (Miller, 1931) Macaca malayanus (Desmoulins, 1824).


Ciri-ciri Kera Hitam Sulawesi. Kera Hitam Sulawesi (Macaca nigra) mempunyai ciri-ciri sekujur tubuh yang ditumbuhi bulu berwarna hitam kecuali pada daerah punggung dan selangkangan yang berwarna agak terang. Serta daerah seputar pantat yang berwarna kemerahan.

Pada kepala Kera Hitam Sulawesi (Yaki) memiliki jambul. Mukanya tidak berambut dan memiliki moncong yang agak menonjol. Panjang tubuh Kera Hitam Sulawesi dewasa berkisar antara 45 hingga 57 cm, beratnya sekitar 11-15 kg.

Habitat dan Tingkah Laku. Kera Hitam Sulawesi hidup secara berkelompok Besar kelompoknya terdiri antara 5-10 ekor. Kelompok yang besar biasanya terdiri atas beberapa pejantan dengan banyak betina dewasa dengan perbandingan satu pejantan berbanding 3 ekor betina.

Primata yang menyukai jenis–jenis pohon yang tinggi dan bercabang banyak. Sepertti Beringin (Ficus sp) dan Dao (Dracontomelon dao) ini merupakan hewan omnivora, mulai dari buah-buahan hingga serangga. Musuh utama Kera Hitam Sulawesi (Macaca nigra) ini sama seperti tarsius yaitu ular Phyon.Primata ini banyak menghabiskan waktu di pohon.


Penyebaran Kera Hitam Sulawesi biasanya terfokus di hutan primer pada lokasi yang masih banyak jenis pohon berbuah yang biasa dimakan oleh satwa ini. Daya jelajahnya (home range) selalu menuju ke satu arah dan akan kembali kearah semula dengan daya jelajah antara 0,8–1 km.

Binatang langka ini dapat ditemui di Sulawesi Utara di Taman Wisata Alam Batuputih, Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus, Cagar Alam Gunung Duasudara, Cagar Alam Gunung Ambang, Gunung Lokon dan Tangale. Juga dibeberapa pulau seperti di pulau Pulau Manadotua and Pulau Talise, Pulau Lembeh (kemungkinan telah punah), termasuk di Pulau Bacan (Maluku).

Konservasi. Kera Hitam Sulawesi merupakan satwa yang dilindungi di Indonesia berdasarkan UU RI No.5 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah RI No.7 Tahun 1999. Populasi Kera Hitam Sulawesi berdasarkan data tahun 1998 diperkirakan kurang dari 100.000 ekor. Jumlah ini diyakini semakin mengalami penurunan. Penurunan popolasi ini sebagian besar diakibatkan oleh perburuan liar.

Karena jumlah populasinya yang semakin menurun, IUCN Redlist memasukkan Kera Hitam Sulawesi dalam daftar status konservasi Critically Endangered (kritis) sejak tahun 2008. Dan CITES juga memasukkan satwa endemik ini sebagai Apendix II



Sumber : cegahsatwapunah.com

HARI BUMI


Hari Bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April , menandai hari jadi lahirnya sebuah perubahan pergerakan kepedulian terhadap lingkungan tahun 1970-an. Hari Bumi lahir diprakarsai oleh seorang senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson. Saat itu ia melakukan protes secara nasional terhadap kalangan politik terkait permasalahan lingkungan. Ia mendesak agar isu-isu tersebut dimasukkan dalam agenda nasional.

Perjuangan Gaylord Nelson dimulai sekitar lebih dari 7 tahun sebelum Hari Bumi pertama. Pada awalnya Gaylord berharap pemikirannya tercapai melalui kunjungan yang dilakukan Presiden Kennedy ke-11 negara bagian pada September 1963, namun dengan beberapa alasan kunjungan tersebut tidak mampu membawa isu lingkungan ke dalam agenda nasional. Upaya terus dilakukan Gaylord untuk merealisasikan idenya. Setelah tur Kennedy, Gaylord melakukan kampanyenya sendiri ke beberapa negara bagian. Di seluruh pelosok negara, bukti penurunan kualitas lingkungan terjadi di mana-mana. Semua orang menyadarinya, kecuali kalangan politik.

Akhirnya pada musim panas 1969 Gaylord mengetahui bahwa aksi demonstrasi anti-perang Vietnam telah menyebar secara luas melalui perguruan tinggi di seluruh negeri. Dari sana ia mendapat ide untuk melakukan hal yang sama dalam kempanye lingkungannya. Ia memilih kalangan bawah dalam melakukan aksi protes terhadap kerusakan lingkungan. Pada sebuah konferensi di Seattle September 1969, Gaylord mengumumkan akan mengadakan demonstrasi secara nasional pada musim semi 1970 atas nama lingkungan dan setiap orang diundang untuk berpartisipasi. Setelah itu, berbagai surat, telegram, dan telepon mengalir dari seluruh negeri. Warga Amerika akhirnya menemukan sebuah forum untuk mengungkapkan kepeduliannya atas penurunan kualitas tanah, sungai, danau, dan udara di lingkungan mereka. Pada 30 November 1969 New York Times melaporkan terjadinya peningkatan aktivitas kepedulian terhadap lingkungan di seluruh negeri terutama di kampus-kampus dan suatu hari untuk peringatan permasalahan lingkungan tengah dirancang untuk untuk musim semi mendatang yang dikoordinasi oleh Senator Gaylord Nelson. Hal ini menjadi bukti keberhasilan perjuangan Gaylord Nelson dalam mengedepankan isu lingkungan sebagai agenda nasional.

Pada tanggal 22 April 1970, akhirnya sekitar 20 juta warga Amerika turun ke jalanan serta memenuhi sejumlah taman dan auditorium untuk mengkampanyekan kesehatan dan keberlangsungan lingkungan. Ribuan mahasiswa berkumpul menentang kerusakan lingkungan. Kelompok-kelompok yang sudah sejak lama menentang adanya tumpahan minyak di lingkungan, pabrik-pabrik dan pembangkit listrik penyebab polusi, buruknya saluran pembuangan, pembuangan bahan-bahan berbahaya, pestisida, jalan raya, hilangnya hutan belantara, serta semakin punahnya kehidupan liar menyadari adanya kebersamaan atas perjuangan mereka dari masyarakat.

Hari Bumi pada tahun 1970 telah menghasilkan persatuan kalangan politik yang sebenarnya jarang terjadi, yang berasal dari kaum republik maupun demokrat, dan berbagai pencampuran kalangan lainnya. Hari Bumi pertama menjadi awal terbentuknya United States Environmental Protection Agency/US EPA (sebuah badan perlindungan lingkungan Amerika) dan juga sebagai langkah awal menuju lingkungan dengan udara dan air yang bersih, serta perlindungan terhadap mahkluk hidup.

Pada tahun 1990, peringatan Hari Bumi mulai berkembang secara global. Sekitar 200 juta orang dari 141 negara di dunia tergerak untuk mengangkat isu lingkungan dalam skala global. Hari Bumi 1990 pun menjadi titik tolak terlaksananya KTT Bumi 1992 di Rio de Janeiro.

Tahun 2000 Hari Bumi mendapat bantuan dengan adanya internet untuk menghubungkan para aktivis di seluruh dunia. Pada tanggal 22 April sekitar 5000 kelompok pemerhati lingkungan di seluruh dunia merangkul ratusan juta penduduk di 184 negara yang menjadi rekor baru untuk Hari Bumi yang diperingati pada tanggal 22 April setiap tahunnya menandai hari jadi lahirnya sebuah perubahan pergerakan kepedulian terhadap lingkungan pada tahun 1970. Hari Bumi lahir atas prakarsa seorang senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson. Saat itu ia melakukan protes secara nasional terhadap kalangan politik terkait permasalahan lingkungan. Ia mendesak agar isu-isu tersebut dimasukkan dalam agenda nasional.


Perjuangan Gaylord Nelson dimulai sekitar lebih dari 7 tahun sebelum Hari Bumi pertama. Pada awalnya Gaylord berharap pemikirannya tercapai melalui kunjungan yang dilakukan presiden Kennedy ke sebelas negara bagian pada September 1963, namun dengan beberapa alasan kunjungan tersebut tidak mampu membawa isu lingkungan ke dalam agenda nasional. Upaya terus dilakukan Gaylord untuk merealisasikan idenya. Setelah tur Kennedy, Gaylord melakukan kampanyenya sendiri ke beberapa negara bagian. Di seluruh pelosok negara, bukti penurunan kualitas lingkungan terjadi di mana-mana. Semua orang menyadarinya, kecuali kalangan politik.

Akhirnya pada musim panas 1969 Gaylord mengetahui bahwa aksi demonstrasi anti-perang vietnam telah menyebar secara luas melalui perguruan tinggi di seluruh negeri. Dari sana ia mendapat ide untuk melakukan hal yang sama dalam kempanye lingkungannya. Ia memilih kalangan bawah dalam melakukan aksi protes terhadap kerusakan lingkungan. Pada sebuah konferensi di Seattle September 1969, Gaylord mengumumkan akan mengadakan demonstrasi secara nasional pada musim semi 1970 atas nama lingkungan dan setiap orang diundang untuk berpartisipasi. Setelah itu, berbagai surat, telegram, dan telepon mengalir dari seluruh negeri. Warga Amerika akhirnya menemukan sebuah forum untuk mengungkapkan kepeduliannya atas penurunan kualitas tanah, sungai, danau, dan udara di lingkungan mereka. Pada 30 November 1969 New York Times melaporkan terjadinya peningkatan aktivitas kepedulian terhadap lingkungan di seluruh negeri terutama di kampus-kampus dan suatu hari untuk peringatan permasalahan lingkungan tengah dirancang untuk untuk musim semi mendatang yang dikoordinasi oleh Senator Gaylord Nelson. Hal ini menjadi bukti keberhasilan perjuangan Gaylord Nelson dalam mengedepankan isu lingkungan sebagai agenda nasional.

Pada tanggal 22 April 1970, akhirnya sekitar 20 juta warga Amerika turun ke jalanan serta memenuhi sejumlah taman dan auditorium untuk mengkampanyekan kesehatan dan keberlangsungan lingkungan. Ribuan mahasiswa berkumpul menentang kerusakan lingkungan. Kelompok-kelompok yang sudah sejak lama menentang adanya tumpahan minyak di lingkungan, pabrik-pabrik dan pembangkit listrik penyebab polusi, buruknya saluran pembuangan, pembuangan bahan-bahan berbahaya, pestisida, jalan raya, hilangnya hutan belantara, serta semakin punahnya kehidupan liar menyadari adanya kebersamaan atas perjuangan mereka dari masyarakat.

Hari Bumi pada tahun 1970 telah menghasilkan persatuan kalangan politik yang sebenarnya jarang terjadi, yang berasal dari kaum republik maupun demokrat, dan berbagai pencampuran kalangan lainnya. Hari Bumi pertama menjadi awal terbentuknya United States Environmental Protection Agency/US EPA (sebuah badan perlindungan lingkungan Amerika) dan juga sebagai langkah awal menuju lingkungan dengan udara dan air yang bersih, serta perlindungan terhadap mahkluk hidup.

Pada tahun 1990, peringatan Hari Bumi mulai berkembang secara global. Sekitar 200 juta orang dari 141 negara di dunia tergerak untuk mengangkat isu lingkungan dalam skala global. Hari Bumi 1990 pun menjadi titik tolak terlaksananya KTT Bumi 1992 di Rio de Janeiro.

Tahun 2000 Hari Bumi mendapat bantuan dengan adanya internet untuk menghubungkan para aktivis di seluruh dunia. Pada tanggal 22 April sekitar 5000 kelompok pemerhati lingkungan di seluruh dunia merangkul ratusan juta penduduk di 184 negara yang menjadi rekor baru untuk mengkampanyekan Hari Bumi. Berbagai kegiatan diselenggarakan secara bervariasi mulai dari rantaian suara genderang dari desa ke desa di Gabon, Afrika hingga ratusan ribu warga yang berkumpul di National Mall, Washington D.C., Amerika Serikat. Hari Bumi 2000 secara keras dan jelas menyerukan pesan bahwa penduduk dunia menginginkan tindakan yang cepat dan tegas untuk penggunaan energi yang bersih dan ramah lingkungan.

Di tahun ini, dalam rangka memperinganti Hari Bumi, tidak ada salahnya kalau manusia yang ada di bumi ini harus “santun” terhadap alam, bisa juga kelangsungan hidup umat manusia tergantung pada “kesantunan” kita pada alam, kita harus bisa membaca dan memahami isyaratnya. Pemanasan global dan kelangkaan pangan adalah salah satu isyarat bagi manusia agar kita “santun” terhadap alam, merawat bumi dengan cara memberi “nutrisi” pada bumi merupakan salah satu contohnya.



Sumber : geo.ugm.ac.id

Minggu, 16 Mei 2010

ATOM, SEMANGKA dan MATAHARI

Jangan bingung membaca judul di atas ! Sebaiknya kita flashback terlebih dahulu ke masa kita sekolah, tepatnya saat kita duduk di bangku sekolah menengah pertama alias SMP. Lebih tepatnya ke mata pelajaran Fisika.


Dalam mata pelajaran Fisika, kita mempelajari tentang unsur terkecil dari sebuah benda yaitu “atom”. Lalu apa hubungannya dengan dengan judul di atas ??......Eit tunggu dulu..! Jangan terburu-buru…! Begini….Kita juga tahu, mungkin sebagai unsur terkecil, tentu ukuran atom sangat..sangat…sangatlah kecil. Bahkan bila digunakan satuan ukuran besar bisa mencapai sekian “juta milimikron”. Itu artinya dalam satu millimeter terdapat berjuta-juta atom. Nah..bisa membayangkan tidak betapa kecilnya ukuran dari sebuah atom ? Sulit bukan untuk membayangkannya ?


Ya…sekarang baru kita bahas apa hubungan dari judul artikel di atas “ATOM, SEMANGKA DAN MATAHARI “. Begini, berhubung sangatlah sulit bahkan tidak mungkin untuk melihat sebuah atom dengan mata telanjang ataupun dengan mikroskop biasa, namun kita bisa membayangkan ukuran dari sebuah atom. Yaitu dengan membandingkan ukuran dari atom, semangka dan matahari.


Perbandingan ukuran sebuah atom dengan semangka, sama dengan dengan perbandingan ukuran antara semangka dengan matahari. Bila kita kita menganggap matahari itu sebagai semangka, maka atom itu ibarat buah semangka di bumi. Begitu….! Masih bingung ? Coba deh di cerna kembali kalimat sebelumnya…! Met memahami !


Sumber : LIPI

Rabu, 12 Mei 2010

LORI....kereta tenaga manusia

Kawasan Lodan di Jakarta Utara merupakan salah satu kawasan kumuh di Jakarta. Terdapat banyak gubuk liar yang berdiri di kanan-kiri sepanjang rel kereta api dari Stasun Lodan sampai stasiun Kampung Bandan. Rel kereta api tersebut sudah lama tak terpakai walau kondisinya masih cukup baik. Oleh karena itu orang-orang dengan leluasa membangun gubuk di sekitar rel.

gubuk liar tumbuh subur di sepanjang rel kereta api yang tidak terpakai

Walau termasuk daerah kumuh, kawasan Lodan memiliki moda transportasi yang unik, yaitu “lori”. Lori yang dimaksud bukan seperti lori yang digunakana oleh petugas jawatan kereta api untuk memeriksa rel. Lori yang dimaksud hanya terbuat dari kayu dan papan dengan roda berupa laker bekas. Sebenarnya untuk dikatakan sebagai kereta kurang cocok, lebih tepat bila disebut gerobak bila dilihat dari wujudnya.

benar-benar kereta tenaga manusia


roda kereta merupakan laker bekas roda mobil

Dengan lori yang dibuat sendiri, masyarakat sekitar memanfaatkannya sebagai transportasi tenaga manusia. Kenapa disebut tenaga manusia ? Karena memang untuk menjalankannya harus didorong oleh manusia. Jadi sumber energinya bukan bensin atau solar, tetapi sembako alias nasi..he..he..

masyarakat membuat sendiri kereta lori dari kayu dan laker

Banyak warga sekitar yang menggunakannya untuk bepergian pergi pulang dari kawasan Lodan ke Kampung Bandan sejauh kurang lebih 1 km. Jangan berharap dengan menggunakan lori ini, penumpang akan mendapatkan bangku yang nyaman untuk duduk. Bangku yang ada hanya berupa kayu selebar 10-15 cm yang sebenarnya merupakan kerangka dari lori. Tak cuma bangku saja yang kurang nyaman, bila panas terik, penumpang harus rela berpanas-panas ria da bila hujan harus rela basah kuyup.

Yang menggunakan jasa lori mulai dari anak-anak sekolah, pedagang, ibu rumah tangga dan para pekerja. Dengan membayar Rp. 3000 para penumpang akan diantar dari staiun Lodan sampai stasiun Kampung Bandan, begitu juga sebaliknya. Para pendorong lori yang kebanyakan remaja mengaku, setiap hari mereka sanggup mengumpulkan uang Rp. 15.000 sampai Rp. 50.000 perharinya. Bila sedang ramai bahkan mereka sanggup mengumpulkan Rp. 75.000 per hari.

Namun sekarang penghasilan para pendorong lori sudah menurun jauh. Hal ini disebabkan oleh kebaran hebat yang melanda gubuk-gubuk kumuh di sepanjang rel beberapa saat lalu. Setelah kebakaran itu banyak orang-orang yang pindah ke tempat lain, padahal merekalah yang selama ini memanfaatkan jasa lori. Walaupun begitu, moda transportasi lori ini sampai sekarang masih tetap ada demi sesuap nasi ataupun membayar uang sekolah.


Sumber : Liputan Siang TPI, Kamis 13 Mei 2010

Selasa, 11 Mei 2010

ORANGUTAN...nasibmu malang nian

Hanya demi uang, jutaan hektar hutan hujan tropis di Sumatera dan Kalimantan harus dibabat habis. Padahal hutan hujan tropis itu menjadi habitat bagi orangutan, yaitu jenis kera besar yang hanya terdapat di Sumatera dan Kalimantan. Kera besar lainnya hanya terdapat di Afrika yaitu gorilla ( Pan gorilla ), simpanse ( Pan troglodytes ) dan banobo ( Pan panicus ).

Boleh dibilang, Sumatera bagian utara dan Kalimantan adalah “benteng terakhir” habitat bagi orangutan. Orangutan diperkirakan sudah ada sejak periode pleistosen sekitar 2 juta – 100 ribu tahun yang lalu, semula tersebar di sejumlah wilayah Asia Tenggara. Namun akibat perburuan dan pembabatan hutan, kini orangutan punah di kawasan Asia lainnya dan hanya tersisa di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

Namun, di kedua pulau tersebut pun, populasi orangutan terus menyusut. Saat ini di Kalimantan tersisa kurang dari 54.500 ekor orangutan Kalimantan ( Pongo pygmaeus ) dan di Sumatera hanya tertinggal 7.400 ekor orangutan Sumatera ( Pongo abelli ). “Jika perburuan dan pembabatan hutan terus terjadi, maka dalam beberapa dekade ke depan orangutan akan musnah,” menurut Spesialis kebijakan Hutan Orangutan Conservation Service Program ( OCSP ).

  • Orangutan Sumatera ( Pongo abelli ) ukuran badannya lebih besar, bulunya lebih halus dan pendek serta berwarna lebih gelap seperti coklat kemerah-merahan. Populasinya sekitar 7.400 ekor yang tersebar di sekitar Taman Nasional Leuser dan Pantai Barat Sumatera.










  • Orangutan Kalimantan ( Pongo pygmaeus ) ukuran badannya lebih kecil, warna bulunya lebih terang dan tulang tangannya lebih panjang. Populasinya sekitar 54.500 ekor yang tersebar di Kalimantan Barat dan Serawak (7.400 ekor ), Kalimantan Timur ( 4.800 ekor ), Kalimantan Tengah ( 34.900 ekor ) dan Sabah Malaysia (11.000 ekor ).















Laju perusakan hutan sangat cepat, sedangkan tingkat reproduksi orangutan sangat lambat. Walau bias mencapai usia 50 tahun, namun reproduksi orangutan sangat lambat bila dibandingkan dengan hewan menyusui lainnya. Orangutan betina akan masuk usia subur pertama setelah berumur 12 tahun serta hanya melahirkan satu bayi setiap kali berreproduksi. Anak orangutan akan selalu bersama orang tuanya selama 6-7 tahun untuk mengenal lingkungan hutan dan belajar bertahan hidup. Induk orangutan bias melahirkan setiap delapan tahun dengan masa mengandung sekitar 5-8 bulan.

Bayi orangutan inilah yang menjadi sasaran utama para pemburu untuk diperdagangkan karena lucu dan menggemaskan. Namun untuk mendapatkan bayi orangutan, induknya harus dibunuh untuk menghindari penyerangan. Terdapat kurang lebih 500 ekor bayi orangutan yang diperdagangkan setiap tahunnya.

Maraknya perburuan dan pembabatan hutan serta populasinya yang terus menurun inilah yang mendorong International Union for Concervation of Nature and Natural Resources ( IUCN ) pada tahun 2004 memasukkan orangutan ke dalam kategori kritis. Sebenarnya bahkan sejak jaman colonial Belanda telah ada peraturan perlindungan binatang liar tahun 1931. Diperkuat dengan Undang-Undang No.5 tahun 1990 yang melarang individu untuk menangkap, memelihara, memindahkan dan memperdagangkan binatang yang dilindungi
Meski orangutan telah dilindungi, namun hutan yang menjadi habitatnya justru belum ditetapkan sebagai kawasan yang dilindungi. Habitat orangutan semakin sempit Karen terancam kegiatan pertambangan, hak pengusaha hutan ( HPH ), pembalamkan liar dan perkebunan sawit.

Sejumlah langkah telah dilakukan untuk melindungi orangutan. Di Kalimantan, OSCP men jalin kerjasama dengan masyarakat, pemerintah dan institusi lain untuk melindungi orangutan dengan berbagai cara, mulai dari menetapkan kawasan perlindungan warisan alam dan budaya, hutan lindung, patrol bersama, hingga penguatan ekonomi rakyat. Semua dilakukan demi melindungi orangutan yang menjadi warisan sangat berharga yang ada di negeri kita Indonesia.



Sumber : National Geographic Indonesia , Kompas 14 April 2010

Senin, 10 Mei 2010

KOTA TAMBORA...kota yang tertutup abu


Masyarakat dunia menyebut letusan Gunung Tambora pada 10 april 1815 silam, sebagai letusan terdahsyat sepanjang sejarah dunia dengan memuntahkan batu 20 kali lebih banyak daripada letusan Gunung Vesuvius di Italia tahun 79 SM. Abu dan batu superpanas membakar atau mengubur segalanya, termasuk kerajaan kecil Tambora. Akibat letusan itu, 3 kerajaan, yakni Tambora, Sanggar dan Pekat terkubur dan menewaskan sedikitnya 92 ribu orang. Letusan juga mengakibatkan perubahan musim semi di Eropa, karena diperkirakan kekuatan letusannya mencapai 10 kali lipat letusan gunung Karakatau. Letusan mengeluarkan 400 juta kubik gas sulfur dan belerang, sehingga mempengaruhi daya tembus matahari ke bumi serta tidak ada tanaman yang bisa hidup. Gunung Tambora yang merupakan gunung tertinggi di Asia mencapai 4.200 meter dan setelah meletus menjadi 2.851 meter.

Awan abu setinggi 43 km yang tertiup angin meredupkan sinar matahari. Panen di seluruh dunia mengalami kegagalan. Sebagian Sumbawa juga tak berpenghuni selama puluhan tahun. Kota tambora terpendam dan terlupakan hingga penduduk lokal pada era tahun 1970-an menemukan artefak di wilayah yang dibuka oleh pembalak. Dengan menggunakan gelombang radar yang menembus lapisan tanah, ahli vulkanologi Haraldur Sigurdsson dari Universitas Rhode Island menemukan 3 rumah panggung di dalam lapisan abu setebal 3 m, tubuh manusia, serta benda yang menunjukkan kekayaan mencengangkan, juga pot keramik yang masih utuh.


kota Tambora terletak kurang lebih
25 km arah barat laut gunung Tambora



Menurut data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) NTB, kaldera gunung Tambora dengan garis tengah sepanjang 7.000 meter dengan bagian bawah cekungan kaldera 3.500 meter kali 4.000 meter di kedalaman 950 meter. Letusan gunung Tambora membentuk danau yang membentang dari selatan ke utara selebar 800 meter dan dari barat ke timur 200 meter. Hilangnya kota Tambora disebut masyarakat dunia sebagai Pompeii of the east, karena kota Pompeii dan seluruh penghuninya terkubur sedalam 23 meter akibat letusan gunung Vesuvius di Italia. Gunung Tambora masih tergolong gunung aktif strato tipe A dengan 9 anak gunung dan tahun 2004, salah satu anak gunung itu meletus.


PULAU SATONDA
Berbicara mengenai Gunung Tambora tidak akan lepas dari kisah pulau Satonda. Memang pulau tersebut terpisah jauh berpuluh-puluh kilometer arah barat laut Gunung Tambora. Namun akibat letusan Tambora yang maha dasyat turut merubah keadaan pulau klecil itu. Puluhan ribu tahun yang lalu sebuah gunung api di Semenanjung Sanggar pada bagian utara pulau Sumbawa, meletus. Gunung yang muncul dari kedalaman 1.000 meter di bawah permukaan laut ini, akhirnya membentuk pulau kecil dengan sebuah danau seluas 0,8 km2 di dalamnya. Uniknya air danau ini tidak tawar melainkan asin, bahkan lebih asin dari air laut.

bila dilihat dari udara bentuknya menyerupai telapak kaki

Pada awalnya danau dengan kedalaman mencapai 68 meter ini, merupakan danau air tawar. Namun, letusan maha dahsyat Gunung Tambora tahun 1815 yang menyebabkan aliran gelombang tsunami hebat menerjang pulau ini dan membuat air danau menjadi asin. Jadi ketinggian gelombang tsunami kala itu melebihi perbukitn yang mengelilingi danau. Setelah terisolasi dalam jangka waktu yang lama, karena sama sekali tidak ada saluran-saluran penghubung dengan laut di dekatnya, menyebabkan kehidupan disini berkembang dengan unik. Misalnya jenis ikan penghuni danau yang juga mengandung kadar garam cukup tinggi, hanya berukuran kecil tidak dapat tumbuh menjadi besar. Lain halnya dengan alga merah, kondisi air seperti ini membuatnya berkembang dengan subur di permukaan karang-karang di danau. Para ilmuwan beranggapan bahwa danau di Satonda memiliki kemiripan dengan kondisi laut di zaman purba melalui penelitian terhadap fosil-fosil alga tersebut.

air danaunya asin, tetapi tidak ada celah atau saluran
yang menghubungkan dengan laut


Sekeliling danau merupakan daerah perbukitan yang tertutup hutan dengan dinding-dinding terjal. Pepohonan beringin dengan sistem perakarannya yang khas banyak dijumpai di sini. Kesunyian di sini kadang-kadang terpecahkan oleh suara kicauan burung dan belibis yang bermain di danau sedangkan kawanan kalong dalam jumlah besar sering terlihat beterbangan. Begitu pula dengan kupu-kupu, keanekaragaman jenisnya dapat kita temukan di hutan. Perairan laut di sekitar Pulau Satonda juga masih memiliki terumbu karang yang bagus dan penuh dengan berbagai jenis ikan.

Satonda hanyalah sebuah pulau kecil seluas 4,8 km2 yang sangat rentan terhadap perubahan. Status pulau ini merupakan kawasan konservasi berupa Taman Wisata Alam. Tanpa adanya kegiatan pengelolaan yang memadai dikhawatirkan keunikan Satonda ini terancam hilang. Selain itu, pengembangan pariwisata yang tidak terkontrol seperti jumlah pengunjung yang berlebihan dan tanpa pengaturan atau pengembangan fasilitas yang tidak tepat dapat merusak lingkungan pulau, sehingga menjadi ancaman utama di masa depan.

Sumber : National Geographic Indonesia, voltras.net dan bacpackingindonesia.com

DANAU MATANO..si danau purba yang sangat dalam.

DANAU TERDALAM KE- 6 DI DUNIA

danau Matano terletak di sisi timur Propinsi Sulawesi Selatan
berbatasan dengan propinsi Sulawesi Tenggara



Danau Matano terletak di ujung timur dari Propinsi Sulawesi Selatan tepatnya di Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur. Terletak di sebuah komplek yang disebut "Sistem Danau Malili" yang memiliki beberapa danau, diantaranya : Danau Matano sendiri, Danau Mahalona, Danau Towuti ( merupakan yang terbesar ), Danau Masapi dan Danau Lantoa.


5 danau membentuk satu komplek bernama "Komplek Danau Malili"


MENYELAMI DANAU PURBA
Danau Matano merupakan danau terdalam ke-6 di dunia dan menjadi lokasi penyelaman yang unik. Di sini, kita dapat menjumpai ikan kecil yang berwarna-warni yang termasuk dalam keluarga Telmatherinidae. Sementara penduduk setempat menyebutnya ikan Opudi. Ikan jantan beberapa jenis ikan Opudi mempunyai warna-warna terang yang menarik mata. Sama seperti burung, mereka menggunakan warna-warna tersebut untuk menarik perhatian ikan betina.
Yang unik dari danau ini tidak hanya ikannya, akan tetapi misteri tembikar di dasar danau. Dulu tidak ada yang tahu tentang hal ini. Beberapa tahun yang lalu Sorowako Diving Club ( SDC ) memulai penyelaman di salah satu sudut danau, di antara 2 buah pulau kecil, sekitar 20-30 meter dari tepian.


Dasar danau yang keras dari batu dan air yang sangat jernih membuatnya sesuai sebagai lokasi penyelaman. Menurut beberapa penyelam, sangat jarang sebuah danau mempunyai jarak pandang yang baik untuk menyelam. Pada saat itulah ditemukan adanya pecahan-pecahan tembikar di dasar danau. Tembikar yang ditemukan adalah tembikar tanah liat dengan bentuk dan model yang cenderung seragam. Sayangnya belum ada peneliti ataupun ahli arkeologi yang melakukan penelitian terhadap penemuan tersebut.

Selain semua di atas, yang tidak terlupakan dari menyelam di danau Matano adalah airnya yang luar biasa segar. Ada beberapa mata air di desa Matano yang dipercayai sebagai sumber air danau Matano. Mata air ini sangat bening dan dipercayai oleh penduduk setempat dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Ada pula sungai yang disebut Kali Dingin. air yang dibawanya sangat dingin dan sangat jernih. Berhulu di pegunungan Verbeek dan bermuara di danau Matano. Bagi para ahli peraiaran air tawar, kesemuanya itu membuat danau Matano sebagai salah satu danau yang kandungan airnya paling murni.





Sumber : National Geographic Indonesia

SULAWESI...pulau yang unik

PROSES TEKTONIK YANG MEMBENTUK PULAU SULAWESI

Mungkin anda masih ingat tentang pelajaran Geografi di Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah Pertama, bahwa fauna di pulau Sulawesi sungguhlah unik. Fauna di sana seperti perpaduan antara fauna dari daerah Asia dengan fauna dari daerah Australia.

tidak hanya bentuk dan flora faunanya saja yang unik,
bahkan proses terbentuk pulaunya juga unik

Mengapa demikian ? Dalam sejarah geologi yang panjang, Sulawesi terbentuk sebagai hasil tumbukan 2 jalur daratan yang mengapung. Pembentukan daratan yang baru membawa dampak : ekologi yang unik. Setiap lempeng menempatkan jejak yang masih dapat ditemui hingga kini. Beberapa spesies yang hidup di danau Matano ( sebuah danau di pulau Sulawesi ), seperti kepiting Parathelphusidae memiliki kerabat dekat dengan yang ada di selat Torres Australia ; ikan Telmatherinid masih berhubungan dengan daratan Papua ; jenis dari lempeng Pasifik terdapat ikan Glossogobius ; dan Asia menyumbangkan ricefish. Studi di wilayah ini menambah daftar keunikan hayati kawasan Wallacea, yang berasal dari sebuah garis maya yang membagi wilayah fauna bagian barat dan timur melalui laut dalam.

Berikut skema terbentuknya Pulau Sulawesi :

EOSEN ( 65-40 juta tahun yang lalu )
Proses pembentukan pulau Sulawesi yang unik telah melalui proses yang juga unik yaitu hasil akhir dari sebuah kejadian apungan benua yang diawali 65 juta tahun lalu. Saat itu ada 2 daratan yaitu cikal bakal kaki Sulawesi Tenggara dan Timur, dan cikal bakal kaki Sulawesi Selatan, Barat dan Utara. Kedua apungan daratan itu terbawa bergerak ke barat menuju Borneo ( sekarang bernama Kalimantan ). Proses tumbukan akibat apungan lempeng benua itu menyebabkan kedua daratan itu mulai terkumpul menjadi satu daratan baru.







MIOSEN ( 40-20 juta tahun yang lalu )
Pada zaman ini pergerakan lempeng kearah barat disertai dengan persesaran yang menyebabkan mulai terjadi perubahan ekstrim bentuk daratan. Bagian tengah ketiga daratan itu tertekuk akibat benturan atau pergeseran, sebuah proses yang lebih kuat dibandingkan apa yang terjadi di kedua ujung atas dan bawahnya ( daratan utara dan selatan ). Proses tektonik berlangsung kuat di daerah yang tertekuk itu sehingga menyebabkan pencampur-adukan jenis-jenis batuan yang berasal dari lingkungan pengendapan yang berbeda.







PLIOSEN ( 15-6 juta tahun yang lalu )
Hingga zaman ini proses penumbukan kedua daratan itu terus berlangsung, bahkan apungan hasil tumbukan terus bergerak hingga mendekat ke daratan Kalimantan lalu berhenti di sana. Persesaran yang telah mulai sejak zaman Miosen masih terus berlangsung, bahkan berdampak apada pemisahan kelompok batuan dari kawasan di sekitar danau Poso dan kelompok batuan sekitar danau Matano. kedua kelompok batuan ini meski lokasinya berdampingan, namun memperlihatkan asosiasi batuan yang berbeda.








PLITOSEN ( 4-2 juta tahun yang lalu )
Pada zaman ini mulai berlangsung fenomena baru, yaitu proses pemekaran dasar samudra di laut antara Kalimantan dan Sulawesi ( sekarang dikenal dengan selat Makasar ). Pemekaran dasar samudra ini menyebabkan cikal bakal atau pulau Sulawesi purba. Dan pulau Sulawesi purba ini kembali bergerak ke timur menjauhi Kalimantan. kecepatan gerakan apungan di atas lempeng benua adalah peristiwa yang berlangsung perlahan namun konsisten dengan laju beberapa centimeter pertahun.








Sumber : National Geographic Indonesia

ZONA KEMATIAN...

"Zona Kematian" adalah areal yang mengganyang oksigen di dalam teluk Meksiko, terbentuk setiap musim semi dan jadi paling mematikan pada musim panas. "Zona Kematian" sejatinya terbentuk di seluruh dunia. Penyebab utamanya adalah aliran permukaan dari air limbah pertanian. Dalam kasus ini, pupuk dari lahan pertanian mengalir melalui sungai Misisipi ke teluk Meksiko, hal ini membuat ganggang tumbuh subur di dalam teluk meksiko.

daerah yang berwarna merah dan hijau
dalah "zona kematian"



Proses penguraian ganggang yang mati menghabiskan oksigen di sana dan membuat satwa laut yang ada tak bisa bernafas. Hal ini merusak mata pencaharian nelayan di sekitar teluk Meksiko. Zona Kematian yang terjadi pada tahun 2007 adalah ketiga yang terluas, tetapi zona kematian untuk tahun-tahun yang akan datang mungkin lebih luas lagi karena dorongan untuk memproduksi ethanol akan membuat petani menanam lebih banyak jagung, palawija yang kerap diberi banyak pupuk.

CARA ZONA KEMATIAN MEMBUNUH

gambaran cara zona kematian membunuh mahkluk
yang ada di dalamnya



1. Pupuk dan senyawaan mengalir dari sungai Misisipi ke teluk Meksiko.
2. Di musim semi, aliran air tawar jadi lapisan di atas air asin dan menutup akses oksigen di udara ke air asin.
3. Pupuk dan perairan yang menghangat membuat ganggang tumbuh subur.
4. Ganggang yang mati tenggelam ke dasar laut dan diurai bakteri, menghabiskan oksigen di perairan dalam.
5. Binatang di laut dalam kehabisan oksigen dan mati.
6. Satwa laut yang bergerak cepat masih dapat menyelamatkan diri.

Sumber : Chris Carroll ( National Geographic Magazine )

Sosiologi

Ya, karena masyarakat Papua masih menerapkan budayanya sendiri. 

Faktor - faktornya :
1. Karena mereka masih percaya terhadap nenek moyangnya.
2. Daerahnya masih terpencil

Solusi 
1. Berbaur, sehingga ada sosialisasi yang baik.
2. Memberi teladan dan memberi dampak positif bagi masyarakat sehingga dapat membuka diri.
3. Memberi contoh yang baik bagi sesama, sehingga tidak ada perbedaan antara suku, ras dan agama. Sehingga tidak ada masalah atau pertikaian saat multikulturalisme muncul










OWA JAWA

Nama ilmiahnya cukup keren “Hylobates Moloch”. Owa masuk dalam jenis gibbon seperti juga siamang. Owa Jawa memiliki warna rambut abu-abu dan hanya ditemukan di pulau Jawa, terutama Jawa Barat dan Jawa Tengah. Tinggal di hutan hujan tropis, lembah dan pegunungan. Mereka hidup di atas pohon-pohon yang tinggi. Di Jawa Barat, penyebarannya meliputi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Gunung Ciremai, Gunung Salak dan Gunung Halimun. Sedang penyebaran di Jawa Tengah lebih sempit meliputi hutan di lereng Gunung Slamet ke timur sampai di sekitar hutn di selatan Pekalongan. Owa memiliki suara yang indah. Mereka hidup berpasangan dengan rata-rata mempunyai dua anak. Satwa ini dilindungi sejak tahun 1931.

Ukuran kepala – Panjang tubuh :
45 – 64 cm ( Owa tidak memiliki ekor
dan lengannya lebih panjang dari tubuhnya )


Berat : kurang lebih 5,9 kg


Status : Terancam punah pada IUCN
Red List 2006, terdaftar pada Apendiks I dari CITES.


Populasi : diperkirakan 4000-5000 ekor.






Sumber : Pusat Primata Schmutzer Ragunan Jakarta

Senin, 03 Mei 2010

ANTIPODA..apa yang ada di bawah telapak kakimu ?

Pertanyaan popular di kalangan anak-anak adalah, di mana kita akan sampai bila menggali lubang hingga tembus ke sisi bumi tepat di balik tempat kita berada ? Tentu ini dengan asumsi bahwa seseorang dapat bertahan hidup saat menembus perut bumi yang cair dan panas. Dengan hanya melihat sebuah peta mengenai antipoda-tempat-tempat di bumi yang terletak tepat di sisi yang berlawanan-kita akan tahu bahwa seorang penggali dari Amerika Serikat akan berakhir di Samudera Hindia. Seseorang yang menggali dari China akan muncul di Cile.


antipoda di seluruh bumi


Kata “antipodes” dalam bahsa Latin berarti “Mereka yang kakinya berlawanan”. Dari hampir semua lokasi di Belahan Bumi Utara, lokasi yang berseberangan adalah perairan. Maklum 70% permukaan Bumi adalah lautan. Menerka kota yang letaknya berlawanan akan memberikan hasil yang tak terduga. Warga pulau Bermuda tetap dapat menikmati sepoi hembusan angin di Perth, Australia.


antipoda anda/kita yang berada di Jakarta, Indonesia adalah di Bogota, Colombia


Kita yang berada di Indonesia khususnya Jakarta, bila kita menggali, maka kita akan muncul di Bogota, Kolombia. Anda yang berada di Auckland, Selandia Baru, memiliki antipoda di Sevilla, Spanyol. Anda yang berada di Hawai, memiliki antipoda di Delta Okavango, Bostwana, Afrika. Anda yang sedang di kota Xian, China, akan maka memiliki antipoda di Santiago, Cile. Tetapi perubahan drastic akan dihadapi penduduk gurun Timbuktu yang akan muncul di dekat Fiji yang tropis. Seseorang mengatakan, “ bayangkan yang dirasakan seseorang yang menggali dari Siberia, ia akan muncul di Antartika. Silahkan anda temukan sendiri antipoda anda !


Sumber : Tom O’Neill ( National Geographic Magazine )

MADU...cikal bakal antibiotik



Seiring dengan semakin kebalnya bakteri terhadap antibiotika, para dokter di penjuru dunia kembali menggandeng sekutu lama mereka, yaitu MADU. Madu yang merupakan obat populer sebelum era keajaiban obat-obat modern, melindungi luka dari bakteri dengan beberapa cara, termasuk secara terus menerus memproduksi hidrogen peroksida yang merupakan antiseptik. Selama beberapa tahun, rumah sakit di Asia dan Eropa menggunakan perban yang mengandung madu berkhasiat tinggi dari pohon Manuka ( Leptospermum scoparium ). Selandia Baru dan kini institusi kesehatan AS dan Kanada mengikuti langkah tersebut. Kekuatan antiseptik, yang disebut Faktor Unik manuka --dari setiap takaran madu ajaib itu dinilai dari 0-25. para ilmuan masih belum sepenuhnya dapat mengidentifikasi zat mana dari lebih 100 zat yang terkandung dalam madu yang memiliki khasiat mujarab tersebut. Namun, kehadiran zat tersebut membuat madu menjadi peluang yang bagus untuk tetap digunakan sebagai obat.

Sumber : A.R Williams ( National Geographic Indonesia )

KERONDONG...layaknya alien di bumi

Dua rahang dengan mulut yang tak berhenti membuka dan menutup, pandangan kosong dan tubuh mirip ular. Kerondong benar-benar mirip makhluk dari planet lain. Ikan karang bergigi tajam ini juga memiliki rahang kedua di dalam mulutnya. Rahang tersebut akan meluncur keluar kerongkongan untuk menangkap mangsa yang dijepit oleh gigi rahang depan, lalu kembali ditarik mundur ke dalam. Bagi ilmuwan, ini adalah cara makan yang brilian, mesti terlihat seperti fiksi ilmiah.


Tak seperti kebanyakan ikan bertulang sejati, kerondong sepertinya tak memiliki cukup daya isap untuk menelan. Baru-baru ini, susunan dua rahang kerondong diteliti dengan video berkecepatan tinggi. Kerondong dapat menjepit, mengangkut, dan memasukkan mangsa besar ke dalam kerongkongan yang panjang. Inilah laporan dan penemuan pertama tentang mekanisme seperti itu pada vertebrata. Walau ada di cabang yang berbeda pada pohon evolusi, ular juga punya sistem yang mirip, yaitu rahang bergerigi yang mencengkram dan mendorong makanan ke dalam kerongkongan. Saat dua mahkluk yang tak punya hubungan kekerabatan dihdapkan pada masalah yang sama, jalan keluar yang dihasilkan pun mirip.

Sumber : Jennifer S. Holland ( National Geographic Magazine )

PISANG...vaksin baru untuk Hepatitis B

Apa yang terpikir dalam benak anda bila melihat buah pisang? mungkin saja anda salah satu dari berjuta-juta penggemar buah pisang. Apa saja yang anda ketahui tentang manfaat buah pisang itu sendiri? Ternyata saat ini buah pisang telah dapat dipakai sebagai bentuk metode pemberian vaksinasi, yaitu vaksinasi hepatitis B.

Vaksinasi hepatitis B tak lagi diwarnai tangisan, tetapi keceriaan balita yang melahap bubur pisang. Itu salah satu harapan para peneliti dari LIPI dan ITB dalam mengembangakan vaksin yang langsung bisa dimakan dalam buah pisang yang murah, enak, dan tak kenal musim. Selain mengurangi efek samping jarum suntik, pendistribusian vaksin dalam buah pisang relatif mudah, tanpa harus memenuhi syarat penyimpanan dalam suhu 2-8 derajat celcius. lewat rekayasa genetika, AS sudah terlebih dahulu mengembangkan vaksin hepatitis B dalam kentang dan China dalam buah tomat.

Vaksin yang dihasilkan dari tanaman aman digunakan karena sebagian besar patogen tanaman tidak menginfeksi manusia. Untuk dimakan pun tidak perlu purifikasi. Saat ini para peneliti dari ITB sedang dalam tahap proses kontruksi plasmik terkait gen hepatitis. Adapun peneliti dari Pusat Penelitian Biologi LIPI sedang melakukan proses kultur jaringan, mempersiapkan tanaman pisang. Setelah dikembangkan, harapan selanjutnya adalah antigen pada pisang bisa berfungsi sebagi vaksin, menimbulkan sistem imun terhadap virus hepatitis B.

Sumber : Titania Febrianti ( National Geographic Indonesia )

KEPIK..si kecil pembuat onar

Jangan terkecoh pada pola yang cantik dan nama yang lucu karena kepik harlequin ( Harmonia axyridis ) adalah masalah yang serius. Kepik asal Asia ini pertama kali dilihat di Inggris pada tahun 2004. Para ahli yakin, kepik ini terbang atau terbawa angin dari daratan Eropa yang pada tahun 1990-an sengaja menggunakannya untuk mengendalikan hama tanaman. Di sana kepik harlequin dimanfaatkan karena memangsa kutu daun. Sayangnya, kepik-kepik ini juga memangsa kepik lainnya dalam jumlah yang besar, sehingga kepik lokal sulit bertahan hidup. Membebankan pengendalian populasi kutu daun kepada satu jenis saja merupakan langkah yang kurang bijak. Sementara untuk mengetahui lebih jauh cara penyebaran spesies ini, Harlequin Ladybird Survey melakukan pengawasan dan mencatat invasi kepik ini di Inggris. Untuk menghentikan kepik harlequin dengan jaring berferomon sangatlah mahal. Sehingga mereka hanya bisa berharap terjadinya penurunan drastis dari kepik harlequin ini dari musuh alami atau penyakit.

Sumber : Catherine L. Barker ( National Geographic Indonesia )

OBAT-OBATAN PENGUBAH DUNIA

1. OPIUM ( CANDU )
Obat yang penting, baik dari sudut politik, dagang maupun budaya. Opium adalah bahan utama obat penahan sakit.

2. VAKSIN CACAR
Edward Jenner memperkenalkan vaksin cacar yang dibuat dari antibodi sapi pada tahun 1798. Tahun 1885, para pelancong dari Motreal, daerah epidemi cacar, disuntik vaksin di atas kereta api.

3. SALVARSAN
Pada tahun 1910, ilmuwan Jerman, Paul Ehrlich menciptakan bahan kimia yang menyerang patogen spirochete, yang membawa penyakit sifilis. Karena metodenya, ia dikenal sebagai 'bapak kemoterapi'.

4. INSULIN
Sebelum Frederick Banting dan kolega-koleganya mengisolasi jenis hormon ini pada tahun 1920-an, para pasien diabetes terpaksa diet ketat. Tidak banyak obat yang bisa menyembuhkan begitu banyak orang dengan begitu cepat.

5. PENISILIN
Saat ditemukan tahun 1928, penisilin belum dihiraukan orang. Antibiotik ini mulai dikenal di perang dunia II ketika digunakan untuk mengobati serangkaian penyakit yang menular dan mematikan.

6. EVONID

Jenis pil kontrasepsi pertama di Amerika pada tahun 1960. Pada tahun 1970, evonid yang dikonsumsi jutaan orang, menjadi obat pertama yang mencantumkan efek samping pada kemasannya. Hal yang ditentang para ahli kesehatan pada masa itu, tetapi menjadi hal yang wajar sekarang.

7. THALIDOMIDE

Selama akhir tahun 1950-an dan awal 1960-an, ia menjadi penyebab lahir mati atau lahir cacat para bayi yang ibunya mengkonsumsi obat penenang ini selama masa kehamilan. Thalidomide muncul lagi tahun 1990-an sebagai solusi pengobatan komplikasi penyakit kusta dan penyakit lainnya.


Sumber : National Geographic Indonesia

BURUNG GEREJA YANG "TERJUN BEBAS"

Burung gereja-burung asli Eropa, Asia, dan Afrika utara--sangat terikat pada manusia. Mereka memakan sisa-sisa makanan penduduk kota, bersarang di bawah atap rumah, sekolah, dan berbagai jenis gedung, dan mengikuti penyebaran manusia di muka bumi. Kini jumlah mereka telah turun sangat jauh, mungkin juga disebabkan oleh kita.

Di Eropa barat, perubahan metode pertanian pada beberapa dekade silam membuat rumput liar dan benih yang berserakan semakin sedikit, jumlah burung gereja di pedesaan pun menurun. Lalu, populasi burung gereja di perkotaan juga mulai anjlok. Di London, survei yang dilakukan pada tahun 1925 mencatat 2.603 ekor burung gereja ada di taman Kensington ; suervei lanjutan tahun 2000 hanya mencatat 8 ekor. Mengapa? Peneliti terbaru yang dilakukan oleh Royal Society memaparkan, burung gereja tidak mendapatkan cukup serangga untuk diberikan kepada anak-anaknya yang baru menetas di musim panas. Sejumlah ahli konservasi bertanya-tanya, apakah pengaspalan lahan yang merupakan areal terbuka hijau yang semakin sedikit menjadi penyebab?.

Sumber : Helen Fields ( National Geographic Magazine )

AFROMONTANE



APAKAH AFROMONTANE ITU ?

Menyembul seperti kepulauan di lautan, Afromontane, rangkaian noktah-noktah besar sepanjang Afrika Timur, adalah rumah bagi keragaman kelompok tumbuhan dan hewan.
Rangkaian dataran tinggi dan pegunungan itu membentang dari Arab Saudi dan Yaman, menyebrang Laut Merah dan sepanjang Benua Afrika ke Zimbabwe. Merki terpisah-pisah oleh dataran rendah, tetapi dataran-dataran tinggi itu memiliki karakteristik keragaman bio-geografis yang tetap.

Daftar spesies Afromontane meliputi 7.600 tanaman, 1.300 burung, 890 ikan, 500 mamalia, 350 reptil, dan 250 amfibi. Jumlah makhluk invertebrata tak diketahui, tetapi ditemukan lebih dari 1.300 kupu-kupu di hanya satu bagian saja dari pegunungan itu. Tanaman-tanaman di Afromontane tersebar dari utara ke selatan dengan sejumlah kesamaan vegetasi di ketinggian yang sama. Sebagian besar spesies Afromontane bersifat endemik.

Lembah The Great Rift menjadi pusat Afromontane. kekuatan geologis yang telah menciptakan lembah itu juga membentuk sejumlah danau terkemuka, termasuk danau Tanganyika yang merupakan dalau terdalam ke-2 dengan kedalaman 1.471 meter.
Kerusakan habitat kebanyakan disebabkan oleh pertanian dan penebangan hutan. Hal ini merupakan ancaman terbesar dari kelestarian keragaman biota Afromontane. Hanya sekitar 15% dari sistem tersebut yang berada dalam perlndungan resmi.


Sumber : Kompas edisi Minggu 19 Juli 2009