Senin, 28 Maret 2011

Repost from a Mailing List: Tips Belajar Bahasa Inggris

Sore ini gue sempat meratapi kemampuan gue yang pas-pasan dalam memahami bahasa Inggris, apalagi untuk masalah speaking dan listening. I lack practice and I don't have anyone agreeing to become partner in a daily English conversation. Thankfully, God still loves me. Ga sampai sejam kemudian, sebuah e-mail dari mailing list ASIRPA membahas tips-tips belajar bahasa Inggris, and it's so damn efficient and effective that I decided to repost it here and add my personal experience a bit just to make it longer. Stay tuned.


TIPS BELAJAR BAHASA INGGRIS ALA ASIRPA DAN GUE

Dear all,
Pertanyaan tentang cara belajar Bahasa Inggris adalah sebuah pertanyaan yang paling klasik dan usang. Meski demikian, tetap saja tidak mudah menjawabnya. Menariknya, orang yang IELTS-nya sudah melebihi skor untuk masuk Harvard Law School, sekolahnya para presiden Amerika, pun belum tentu bisa dengan gamblang menjelaskan cara belajar Bahasa Inggris.

Sebelum melangkah lebih jauh, yuk kita simak kutipan petuah Lintang, di Novel Laskar Pelangi, kepada Ikal, tentang belajar Bahasa Inggris:

"Memikirkan struktur atau dimensi waktu dalam sebuah bahasa asing yang baru saja kita kenal tidak lebih dari hanya akan merepotkan diri sendiri. Sadarkah kau bahasa apapun di dunia ini, dimana pun, mulai dari Bahasa Navajo yang dipakai sebagai sandi tak terpecahkan di perang dunia ke dua, Bahasa Gaelic yang amat langka, Bahasa Melayu pesisir yang berayun-ayun, sampai Bahasa Mohican yang telah punah, semuanya adalah kumpulan kalimat, dan kalimat tak lain adalah kumpulan kata-kata.
Nah, kata apapun, pada dasarnya adalah kata benda, kata kerja, kata sifat dan kata keterangan, paham? Ini bukan masalah bahasa yang sulit tapi masalah cara berpikir. Berangkatlah dari sana, pelajari bagaimana menggunakan kata benda, kata kerja, kata sifat dan kata keterangan dalam sebuah kalimat Inggris."

Petuah Lintang ini layak direnungkan bahwa bahasa pada dasarnya adalah kata. Sebelum belajar bahasa dan kalimat yang menyeramkan, belajarlah kata. Meskipun ini pasti bukanlah petuah yang paling sempurna tetapi setidaknya akan mudah disetujui bahwa tidak akan ada manfaatnya kita mengetahui aturan dan trik berbahasa kalau kita miskin kosakata? Yes, I do agree. Vocabulary helps you to understand the core content of a story, then grammar helps you to understand its time of order.

Meski demikian, perlu disederhanakan tujuan kita, bahwa saat ini kita sedang membahas sebuah ujian/test yang bernama TOEIC. Meskipun pada dasarnya sebuh ujian disusun untuk mengetahui kemampuan seseorang, tetap saja ujian apapun memiliki kelemahan. Banyak orang yang kalau diajak bercakap-cakap Bahasa Inggris terdengar sangat bagus tetapi selalu gagal memperoleh skor TOEFL tinggi. Sebaliknya, ada seorang kawan yang kalau bicara sangat mengenaskan tetapi skore TOEFLnya di atas 500. Adakah yang salah dengan ujian, termasuk TOEFL dan TOEIC? Bisa ya, bisa tidak. Setidaknya kita harus paham bahwa sebuah ujian bisa dipelajari.

Pintar Bahasa Inggris dalam konteks yang sesungguhnya dan komprehensif pasti akan membuat nilai kita bagus, tetapi ini tidak untuk mengatakan bahwa untuk memperoleh nilai bagus kita harus pintar Bahasa Inggris secara komprehensif. Orang bisa saja menerapkan strategi tertentu, bukan untuk pintar berbahasa Inggris tetapi sekedar untuk mendapatkan nilai bagus dalam ujian TOEFL atau TOEIC.

Seperti halnya TOEFL atau IELTS, TOEIC memuat empat kemampuan dasar bahasa Inggris: Mendengarkan (Listening/L), Membaca (Reading/R) , Menulis (Writing/W) dan Berbicara (Speaking/S). Berikut beberapa tips untuk mendapatkan nilai yang baik.
Kenali model tes TOEIC. Jangan pernah ikut test jika belum hafal di luar kepala struktur test TOEIC. Seseorang harus bisa menjelaskan dengan mata terpejam berapa soal yang harus dijawab dan berapa waktu yang tersedia untuk masing-masing bagian. Pelajari TOEIC dari sumber resmi yaitu Educational Testing Service (ETS) www.ets.org kemudian klik TOEIC.

Lakukan latihan dengan model yang sama dengan aslinya, biasakan melakukan latihan dengan pewaktuan yang persis sama dengan keadaan sebenarnya. Jangan melakukan latihan sambil lalu yang mudah terhenti oleh rengekan anak, gangguan murid, permintaan suami/istri untuk bikin teh dll. Alokasikan tempat dan waktu yang khusus. Ingat, ini memerlukan komitmen. Dalam menjawab soal, tandai yang ragu-ragu atau sekedar tebak.
Setelah latihan, periksa yang salah dan yang ragu-ragu atau sekedar tebak. Bisa jadi yang ragu-ragu atau sekedar tebak tadi juga benar, tetapi kita perlu mengetahui alasan yang sesungguhnya.

Kalau memiliki buku TOEIC baru, jangan menjawab di buku tersebut, fotokopi bukunya dan coretlah pada lembar fotokopian. Jika ujiannya mengharapkan kita mengisi formulir yang akan dibaca komputer (dengan pensil 2B) lakukan hal yang sama pada latihan. Simulasikan persis seperti ketika ujian yang sebenarnya.

Catat skor dari waktu ke waktu dan lihatlah perkembangannya. Perhatikan di mana kekuatan dan kelemahan kita dari keempat bagian yang diujikan. Berikan perhatian yang khusus pada bagian tersebut.

Tips untuk Listening:

Yang paling penting adalah kebiasaan mendengar. Hal ini tidak mudah dilakukan dan hanya bisa ditingkatkan dengan latihan. Mulai sekarang, tutuplah bagian bawah layar TV kalau menonton film barat agar tidak terbiasa membaca terjemahannya. Atau kalau punya DVD, biasakan menonton DVD film barat dengan subtitle (terjemahan) Bahasa Inggris, bukan bahasa Indonesia sehingga kita akan mendengar sambil membaca sebuah kalimat dalam Bahasa Aslinya. Ini sangat membantu. I do that, and trust me it works. My pronunciation isn't perfect but at least it's not as thick as before for I'm a Javanese. Another method that you can also try: listen to lots of western songs using a headphone at least an hour a day. Wanna learn how to speak with a British accent, then listen to lots of British albums.

Satu hal yang sangat penting, mendengar adalah persoalan kemampuan dan empati. Banyak orang yang tidak bisa mendengar, bahkan dalam bahasa ibunya. Jika kita apriori atau tidak berempati kepada topik yang dibicarakan, kita tidak akan mendengarkan dengan baik. Mendengar adalah juga persoalan mengendalikan ego.

Tips untuk Reading:

Tidak ada tips yang lebih ampuh untuk ini selain rajin membaca. This is what I do everyday, reading English literatures up to three hours a day before I go to sleep and whenever I have a spare time. Don't rush yourself to read a heavy materials like textbook or newspaper, keep it slow but consistent by reading novel or even fanfiction. People are more eager to read everything that they enjoy immensely and fanfiction is my joy. By only reading such light literature, I got 527 for my TOEFL Prediction Test held two years ago. I'm sure the score will keep going up since now I also start burying myself into a den of management textbooks. It's a wonderful feat since I haven't got any outside English lesson or private tutoring aside from what I got in secondary school and my parents are suck in English. I learn English by myself.

Tips untuk Speaking

Sampai kini saya meyakini bahwa berbahasa asing, terutama berbahasa Inggris adalah persoalan ‘gaya’ dan ‘ajum‘. Jika seseorang memiliki tingkat ke-gaya-an yang sangat rendah atau dengan kata lain dia adalah penganut pepatah lama “de ngaden awak bisa depang anake ngadanin” (jangan merasa bisa, biarlah orang lain yang menilai), saya khawatir orang tersebut tidak akan bisa berbicara Bahasa Inggris dengan baik. Kita perlu sedikit ajum dan gaya untuk bisa berbicara Bahasa Inggris. Percayalah bahwa kita harus memaknai pepatah lama nenek moyang kita dengan sangat proporsional. Jangan telan mentah-mentah dan berkreasilah.
Jika kita merasa tidak lancar berbicara, ngomonglah dengan pelan. Tidak terburu-buru untuk menyembunyikan kelemahan pengucapan kita. Banyak orang melakukan ini. Untuk bisa berbicara yang baik, kita harus menjadi pendengar yang baik. Belajarlah dengan serius soal pronounciation karena ini memang perlu dipelajari. Jangan terlalu percaya bakat, semua ada caranya. Dengarkan film bahasa Inggris dan perhatikan bagaimana penutur asli berucap. Ini tidak mudah dan sayapun yang sudah belajar bahasa Inggris lama dan tinggal di LN bertahun2 tetap mengalami kesulitan soal ini. Hal ini akan lebih bermasalah lagi kalau kita merasa malu berbicara.

Lakukan latihan. Buatlah pasangan yang menjadi penanya dan kita menjawab. Ini memang tidak mudah dilakukan oleh orang yang sudah senior terutama di Bali. Selalu ada keengganan belajar sesuatu, dan ada perasaan koh (enggan) melakukan sesuatu sesuai petunjuk. Kita terlalu mudah berucap “nah de je bes serem” (sudahlah, jangan terlalu dibuat rumit). Kalau kita ingin bisa, lakukan sekarang. Tinggalkan rasa enggan, lupakan kecanggungan. Semua orang perlu belajar, biarpun dari orang orang yang lebih muda sekalipun. Guys, are you interested in having an English conversation with me? I really need this kind of partnership. Please inform me if you do :)

Tips untuk Writing:

Ada orang pintar mengatakan, jangan bermimpi bisa menulis dengan baik dalam bahasa asing jika belum bisa menulis dalam bahasa ibu. Pernyataan ini kelihatan menakut-nakuti tapi benar adanya. Menulis adalah persoalan kemauan mengekspresikan diri, dalam bahasa apapun itu. Ada orang yang begitu di depan komputer atau buku akan berdiam diri berjam-jam tanpa bisa memulai. Memulai selalu sulit. Kalau menurut saya, menulis adalah persoalan kebiasaan dan latihan. Sebelum bertanya apakah kita bisa mendapatkan skor TOEIC yang tinggi untuk writing, tanyakanlah seberapa sering kita menulis dalam hidup? Kita menjumpai hal-hal menarik dalam hidup setiap detiknya tetapi jarang sekali tergerak untuk menuliskannya. Ini masalah kebiasaan.
Yes, writing is about a matter of habit. I love writing, but sometimes I hesitate to write things full in English because my grammar is a little over the place. I can detect any grammatical errors on people's work, thanks to my reading habit, but never in my own writing. What I do to improve it is reading a grammar dictionary, try to use more big words to make it more educated, and also use more active form because I want to persuade people not just give information through my writing.

That's all folks. How's it, cat got your tongue? :D

Jakarta, 28 Maret 2011

Riska Kusuma Wardhani


EmoticonEmoticon