Selasa, 25 November 2014

Macam-macam komunikasi


Komunikasi antarpribadi

Menurut (De Vito, 1976) Komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seorang dan diterima oleh orang yang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung. (Liliweri,1991:12)
Effendy (1986) mengemukakan bahwa pada hakikatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis, berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung. Komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator mengetahui pasti apakah komunikasinya itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.
Dean C. Barnlund (1968) mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi biasanya dihubungkan dengan pertemuan antara dua orang, atau tiga orang atau mungkin empat orang yang terjadi sangat spontan dan tidak berstruktur.
Menurut Rogers dalam Depari (1988) komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi.
Tan (1981) mengemukakan bahwa interpersonal communication adalah komunikasi tatap muka antara dua orang atau lebih orang.
Fungsi dan Tujuan Komunikasi Antarpribadi
Fungsi dan tujuan komunikasi antar pribadi yaitu berusaha meningkatkan hubungan insani (human relation), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain (Cangara, 2004:33). Komunikasi antar pribadi juga dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.


Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.
Fungsi Komunikasi Kelompok
1.           Fungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan sktivitas yang informal, santai dan menghibur.
2.           Pendidikan adalah fungsi kedua dari kelompok, dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja unutk mencapai dan mempertukarkan pengetahun. Melalui fungsi pendidikan ini, kebutuhan-kebutuhan dari para anggota kelompok, kelompok itu sendiri bahkan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Namun demikian, fungsi pendidikan dalam kelompok akan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, bergantung pada tiga faktor, yaitu jumlah informasi baru yang dikontribusikan, jumlah partisipan dalam kelompok serta frekuensi interaksi di antara para anggota kelompok. Fungsi pendidikan ini akan sangat efektif jika setiap anggota kelompk membawa pengetahuan yang berguna bagi kelompoknya. Tanpa pengetahuan baru yang disumbangkan msing-masing anggota, mustahil fungai edukasi ini akan tercapai.
3.           Dalam fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasikan anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang terlibat usaha-usaha persuasif dalam suatu kelompok, membawa resiko untuk tidak diterima oleh para anggota lainnya. Misalnya, jika usaha-usaha persuasif tersebut terlalu bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok, maka justru orang yang berusaha mempersuasi tersebut akan menciptakan suatu konflik, dengan demikian malah membahayakan kedudukannya dalam kelompok.
4.           Fungsi keompok juga dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya untuk memecahkan persoalan dan membuat keputusan-keputusan. Pemecahan masalah (problem solving) berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya; sedangkan pembuatan keputusan (decision making) berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi, pemecahn masalah menghasilkan materi atu bahan untuk pembuatan keputusan.
5.           Terapi adalah fungsi kelima dari kelompok. Kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah membantu setiap individu mencapai perubahan personalnhya. Tentunya, individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya guna mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalh membantu dirinya sendiri, bukan membantu kelompok mencapai konsensus. Contoh dari kelompok terapi ini adalah kelompok konsultasi perkawinan, kelompok penderita narkotika, kelompok perokok berat dan sebagainya. Tindak komunikasi dalam kelompok-kelompok terapi dikenal dengan nama pengungkapan ciri (self disclosure). Artinya, dalam suasana yang mendukung, setiap anggota dianjurkan untuk berbicara secara terbuka tentang apa yang menjadi permasalahannya. Jika muncul konflik antar anggota dalam diskusi yang dilakukan, orang yang menjadi pemimpin atau yang memberi terapi yang akan mengaturnya.
Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.

FORMAT INTERAKSI KOMUNIKASI ORGANISASI
• Komunikasi Interpersonal
Adalah proses pertukaran informasi diantara sesorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Dengan bertambahnya orang yang terlibat komunikasi, menjadi bertambahlah persepsi orang dalam kejadian komunikasi sehingga bertambah komplekslah komunikasi tersebut.
1.      Klasifikasi Komunikasi interpersonal
- Interaksi intim dalam organisasi, hubungan ini dikembangkan dalam sistem komunikasi informal. Misalnya hubungan yang terlihat antara kedua orang teman baik dalam organisasi, yang mempunyai interaksi personal mungkin diluar peranan dan fungsinya di organisasi.
- Percakapan Sosial Adalah interaksi untuk menyenangkan seorang secara sederhana dengan sedikit berbicara. Jika dua orang atau lebih bersama-sama dan berbicara tentang perhatian, minat di luar organisasi seperto famili, sport, isu politik.
- Interogasi atau Pemerikasaan Adalah interaksi antara seseorang yang ada dalam kontrol, yang meminta atau bahkan menurut informasi daripada yang lain.
- Wawancara Adalah suatu bentuk komunikasi interpersonal dimana dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab.
2.      Tujuan Komunikasi Interpersonal
- Menemukan diri sendiri
- Menemukan dunia luar
- Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti
- Berubah sikap dan tingkah laku
- Untuik bermain dan kesenangan
- Untuk membantu

3.      Hubungan Interpersonal yang efektif
Menurut Rogert hubungan interpersonal akan terjadi secara efektif apabila kedua belah pihak memenuhi kondisi :
-  Bertemu satu sama lain secara personal
- Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat dipahami satu sama lain secara berarti
-  Menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa mkenilai atau keberatan
- Menghayati pengalaman satu sama lain dengan sungguh-sungguh, bersikap menerima dari empati satu sama lain.
- Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung dan mengurangi kecenderungan gangguan arti.
- Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat perasaan aman terhadap yang lain.
• Komunikasi Kelompok Kecil
Adalah suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka.
1.       Tujuan Komunikasi kelompok kecil
Tujuan Personal
- Hubungan sosial
Tujuannya memperkuat hubungan interpersonal dan menaikkan kesejahteraan kita.
- Penyaluran
Tujuan ini biasa dilakukan dalam suasana yang mendukung adanya pertukaran pikiran atau pertengkaran sengit dalam diskusi keluarga, dimana keterbukaan diri adalah tepat.
- Kelompok terapi
Biasanya digunakan untuk membantu orang menghilangkan sikap-sikap mereka, atau tingkah laku dalam beberapa aspek kehidupan mereka.
- Belajar
alasan umum orang mengikuti kelompok kecil adalah belajar dari orang lain. Belajar terjadi dalam bermacam-macam setting. Asumsi nyang mendasari belajar kelompok adalah ide dari dua arah.

Tujuan yang berhubungan dengan pekerjaan
- Pembuatan keputusan
Orang-orang yang berkumpul bersama-sama dalam kelompok untuik membuat keputusan mengenai sesuatu. Mendiskusikan alternatif dengan orang lain membantu orang memutuskan mnana pilihan terbaik untuk kelompok.
- Pemecahan Masalah
Masalah yang mereka usahakan menyelesaikannya mencakup bagaimana menyempurnakan produksi, bagaimana menyempurnakan hubungan yang kurang baik.

2.      Kelompok Kecil sebagai suatu sistem
Kelompok kecil merupakan organisasi kecil yang mempunyai empat komponen dasar yaitu input atau masukan proses, output atau hasil dari balikan.
- Masukan, merupakan materi mentah dalam kelompok kecil seperti orang, informasi yang digunakan kelompok untuk berinteraksi. Orang atau anggota kelompok adalah masukan karena tiap orang dalam kelompok membawa kualitas tertentu seperti kepribadian,umur, kesehatan, pengetahuan, sikap, nilai dan kemampuan memecahkan masalah.
- Proses, menunjukkan kepada semua proses internal yang terjadi dalam kelompok selama diskusi
- Hasil , merupakan keputusan atau penyelesaian yang dicapai oleh kelompok.
- Balikan , berisi respon yang mengikat system bersama. Balikan memberi masukan untuk pertemuan kelompok masa akan datang.

3.      Karakteristik Kelompok Kecil
- Mempermudah prtemuan ramah tamah
- Personaliti kelompok. Bila sekelompok orang datang bersama maka mereka membentuk identitas sendiri yang menjadikan personaliti kelompok.
- Kekompakan, yaitu daya tarikan anggota kelompok satu sama lain dan keinginan mereka untuk bersatu.
- Komitmen terhadap tugas. Aktivitas individe lainnya dalam kelompok yang dekat hubungannya dengan komitmen aalah motivasi.
- Besarnya kelompok kelihatannya cukup sederhana tapi besarnya kelompok itu mempunyai beberapa pencabangan penting dalam kelompok.
- Norma kelompok, adalah aturan dan pedoman yang digunakan oleh sekelompok itu sendiri, maupun beberapa faktor eksternal di luar kelompok.
- Saling bergantung satu sama lain. Yang paling penting adalah anggota kelompok tergantung satu sama lain untuk beberapa tingkatan tertentu, dan paling kurang pada seorang lainnya.

4.      Peran anggota Komunikasi Kelompok Kecil
Kennet Benne dan paul Sheats (1948) mengusulkan suatu klasifikasi mengenai peran anggota dalam topik penting ini. Benne dan Sheats membagi peran anggota menjadi tiga kelas umum : peran tugas kelompok, peran membina dan mempertahankan kelompok, dan peran individual.

Peran Tugas Kelompok :
Peran tugas kelompok adalah peran yang membuat kelompok mampu untuk memfokuskan secara lebih spesifik dalam mencapai tujuan kelompok. Dalam menjalankan setiap dari peranan ini, anggota tidak berbuat sebagai individu terpisah, tetapi sebagai bagian dari keseluruhan yang lebih besar. Kebutuhan dan tujuan kelompok mengatur peran yang harus dilakukan para anggota. Anggota kelompok yang efektif akan melaksanankan beberapa fungsi ini, walaupun beberapa orang terkunci pada beberapa peran spesifik saja.

Peran Membina dan Mempertahankan Kelompok :
Tidak seorang pun dan tidak sekelompok pun yang selalu berorientasi pada tugas setiap saat. Kelompok merupakan merupakan satu unit yang anggotanya memiliki hubungan interpersonal yang beragam. Hubungan ini perlu dipelihara jika kelompok ingin berfungsi secara efektif—jika para anggota kelompok ingin merasa puas dan produktif. Apabila fungsi ini tidak dilakukan, para anggota kelompok akan rusak apabila proses kelompok menjadi macet, sering timbul konflik, atau komunikasi kelompok kecil menjadi terganggu pada tingkat pribadi atau sosial tertentu.



Peran individual :
Peran kelompok tugas dan peran membina dan mempertahankan kelompok semuanya bersifat produktif. Peran itu membantu kelompok dalam mencapai tujuannya, dan berorientasi pada kelompok. Peran yang akan kita bahas di sini adalah peran yang kontra produktif. Peran itu menghambat kelompok dalam mencapai tujuannya dan lebih berorientasi pada individu ketimbang kelompok. Peran semacam ini sering diistilahkan dengan malfungsi, yang menghambat efektivitas kelompok baik dalam hal produktivitas maupun kepuasan pribadi.

Partisipasi Anggota :
Berikut adalah beberapa pedoman yang akan membantu partisipasi anda dalam komunikasi kelompok kecil menjadi efektif dan lebih menyenangkan. Beberapa saran ini merupakan elaborasi dan perluasan dari karakteristik dasar komunikasi interpersonal yang efektif.

Berorientasi Pada Kelompok :
Dalam kelompok kecil anda adalah anggota tim – seoarang anggota dari keseluruhan yang lebih besar. Partisipasi anada akan bernilai jika dapat membantu pencapaian tujuan kelompok dan meningkatkan kepuasan para anggota. Tugas anda adalah mengerahkan kemampuan, pengetahuan dan pikiran anda sehingga kelompok dapat mengembangkan pemecahan yang lebih baik darapada yang dikembangkan oleh satu orang. Prestasi yang sifatnya ndividual bisa menghambat kelompok.

Pusatkan konflik Pada Masalahnya :
Konflik dalam situasi kelompok kecil tidak dapat dihindarkan. Konflik merupaka bagiian alamiah dari proses kelompok kecil, tetapi pusatkan konflik itu pada masalahnya ketimbang pada pribadi orangnya.

Bersikapalah Tanpa Prasangka Secara Kritis :
Suatu gejala umum tetapi perkembangan itu tidak produktif terjadi apabila para anggota datang ke kelompok dengan pikiran yang sudah terbentuk. Apabila hal ini terjadi, proses kelompok kecil akan berubah menjadi serangkaian perdebatan individual, di mana setiap orang berusaha mempertahankan posisinya masing-masing. Seharusnya, anggota datang ke kelompok dibekali dengan informasi yang relevan yang akan bermanfaat dalam proses diskusi. Mereka seharusnya belum mempunyai keputusan apa-apa mengenai pemecahan atau kesimpulan yang akan mereka terima.

Pastikan pemahaman :
Pastikan bahwa gagasan dan informasi anda dipahai oleh semua peserta. Jika sesutau layak diutarakan. Maka yang dikatakan itu layak juga dibuat jelas. Jika ragu-ragu, tanyakan apa yang anda sampaikan itu jelas, “Apakah pertanyaan saya cukup jelas?” “Aapakah saya menjelaskannya cukup terang?” Pastikan juga bahwa anda juga memahami dengan jelas kontribusi dari para anggota lain, terutama sebelum anda membahas masalahnya dengan mereka. Dalam prakteknya, sering kali orang menyatakan ketidaksetujuannya dengan kata-katanya sendiri.

Pikir Kelompok :
berikut merupakan beberapa gejala yang dapat membantu anda mengenali adanya pikir kelompok dalam kelompok yang anda amati atau berpartisipasi di dalamnya.
- Para anggota kelompok berpikir bahwa kelompoknya dan para anggotanya tidak dapat dikalahkan oleh bahaya.
- Para anggota menciptakan rasionalisasi untuk menghindarkan berurusan langsung dengan bahaya atau ancaman.
- Para anggota kelompok yakin bahwa kelompok mereka bermoral.
- Mereka yang bertentangan dengan kelompok dianggap terlalu menyederhanakan masalah, menganut cara-cara yang jamak.
- Tekanan kelompok ditujukan kepada setiap anggota yang menunjukkan sikap ragu-ragu atau mempertanyakan argumentasi atau usulan kelompok.
- Para anggota kelompok menyensor keraguan mereka sendiri.
- Para anggota kelompok yakin bahwa semua anggota menyetujui secara bulat, apakah persetujuan semacam itu dinyatakan atau tidak.
- Para anggota kelompok mulai berperan menjadi informasi yang sampai pada anggota kelompok lainnya, terutama apabila informasi semacam itu bisa menciptakan perbedaan opini.

5.      Pemimpin dalam Komunikasi Kelompok Kecil
Dalam kebanyakan kelompok kecil, satu orang berperan seagai pemimpin. Dalam kelompok lain, kepemimpinan bisa dipegang oleh beberapa orang. Lebih lanjut, sang pemimpin bisa ditunjuk atau secara otomatis muncul dalam proses perkembangan komunikasi kelompok.

Gaya Kepemimpinan :
Sebagai tambahan untuk melihat perhatian pokok dalam kepemimpinan, seperti yang kita lakukan dengan teori kepemimpinan situasional, kita dapat juga melihat kepemimpinan dari sisi tiga gaya kepemimpinan : lepas-kendali, demokratis dan otoriter (Bennis dan nanus, 1955; shaw,1981)

Pemimpin Lepas-Kendali :
Pemimpin lepas-Kendali tidak berinisiatif untuk mengarahkan atau menyarankan alternatif tindakan. Akan tetapi, pemimpin ini lebih mengijinkan kelompok untuk mengembangkan dan melakukan kesalahan. Pemimpin semacam ini menolak setiap wewenang yang diberikan

Pemimpin Demokratis :
Pemimpin Demokratis memberikan pengarahan, tetapi mengijinkan kelompok untuk mengembangkan dan melaksanankan cara yang dikehendaki para anggotanya. Para anggota kelompok didorond untuk menentukan sasaran dan prosedur. Pemimpin demokratis merangsang timbulnya pengarahan sendiri dan aktualisasi diri pada para anggota kelompok.

Menjaga Para Anggita Berada Pada Jalurnya :
Banyak orang yang bersifat egosentris dan hanya akan memakasakan keiginan dan masalah mereka sendiri. Dalam hal inilah diperlukan peran pemimpin untuk megarahkan para anggotanya tetap berada pada jalur pembahasan.

Memastikan Kepuasan Anggota :
Para anggota memiliki kebutuhan dan keinginan psikologis yang berbeda dan banyak memasuki kelompok justru karena kebutuhan dan keinginan ini. Meskipub kelompok itu berurusan dengan misalnya masalah politik, beragam anggota yang ada mungkin berkumpul bersama dengan alasan yang lebih psikologis ketimbang politis.

Merangsang Evaluasi dan Perbaikan :
semua kelompok akan menghadapi hambatan jika mereka mencoba untuk memecahkan suatu masalah, membuta keputusan, atau mengembangkan gagasan. Tidak ada satu kelompok pun yang efektif sempurna. Semua kelompok mempunyai kesempatan untuk memperbaiki dirinya.

Menyiapkan Anggota Untuk Berdiskusi :
Kelompok terbentuk secara perlaha-lahan dan perlu dibentuk menjadi diskusi yang berarti. Pemimpin harus menyiapkan para anggota untuk berdiskusi. Hal ini menyangkut menyiapkan para anggota untuk berinteraksi dalam kelompok kecil, termasuk juga siap untuk mendiskusikan suatu masala yahng spesifik tertentu.


EmoticonEmoticon