Kamis, 05 April 2012

SI TOMCAT


Si kecil berwarna merah hitam ini beberapa minggu terakhir selalu muncul di pemberitaan, baik media cetak maupun televisi. Berawal dari hebohnya warga di Surabaya sampai kasus terakhir di Serpong. Bukan karena warnanya yang menawan, tetapi akibat yang ditimbulkan terhadap manusia yang bersentuhan dengannya. Kulit terasa panas yang apabila bila digaruk justru akan melepuh. Dari dampak yang ditimbulkan itulah si tomcat menjadi serangga paling ditakuti di negeri ini.

Tetapi apakah benar si tomcat sedemikian berbahayanya ?. Ternyata pada kenyataannya tidaklah demikian. Si tomcat atau serangga dengan nama ilmiah Paederus fuscipes ini sebenarnya bukanlah hewan yang harus ditakuti. Mereka sebenarnya justru salah satu bagian dari pengendali ekosistem. Si tomcat ini ialah predator dari hama wereng yang menyerang tanaman padi. Sebagai predator dari wereng, tentu saja sangat mudah menemukannya di sekitar persawahan. Ia akan membuat manusia terganggu apabila populasinya meledak. Tomcat tidak akan hanya berkeliaran di  areal sawah saja, bahkan akan masuk ke rumah warga di sekitar areal sawah.

Tomcat sebenarnya tidak menyengat atau menggigit dalam menyalurkan racunnya. Tetapi ia mengeluarkan racun justru melalui kulitnya. Dalam mengeluarkan racun itupun ia tidak semata-mata, namun sebagai bentuk pertahanan diri. Racun itu sebenarnya merupakan cairan tubuh yang sifatnya sangat asam yang bila terkena kulit manusia maka akan menimbulkan rasa panas dan lepuh di kulit. Jadi apabila anda menemukan tomcat di badan anda, jangan ditepuk, tetapi cukup ditiup atau disingkirkan dengan kertas secara perlahan agar cairan tubuhnya tidak mengenai tubuh anda. Tak cuma yang masih hidup saja yang bisa membahayakan manusia, bahkan yang sudah matipun masih berbahaya bila tergencet tubuh manusia. 

Lalu bagaimana cara mengobati kulit yang terlanjur terkena cairan tubuh si tomcat ? Sebenarnya cukup sederhana. Ingat..! cairan tubuh si tomcat adalah asam kuat, jadi untuk menetralisir racunnya cucilah bagian tubuh yang terkena dengan air dan sabun mandi. Karena sabun mandi bersifat basa yang dapat menetralisir asam. Setelah dibasuh sabun, bilaslah dengan air yang mengalir agar racun si tomcat tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Sumber : Harian Joglosemar edisi Jumat, 30 Maret 2012


EmoticonEmoticon