Kamis, 20 Februari 2014

Belajar dengan cara Lain di Thailand

Tags


"Orang-orang bepergian karena mereka jadi belajar hal-hal yang tidak bisa mereka pelajari dengan cara lainnya" -Lance Morrow-


Saya memilih menuju utara, melihat budaya dari Northen Thailand dan Peninggalan-peninggalan Kerajaan kuno yang menjadi asal muasal kerajaan Bangsa Thailand. 

Chiang Mai - Chiang Rai

Lanna, Phayao, Sukhotai merupakan kerajaan-kerajaan kuno di Thailand yang ada disebelah utara. Pagi itu Saya tiba di salah satu Ibukota Kerajaan kuno -Kerajaan Lanna, Chiang Mai dengan disambut udara dingin Negri Mawar dari utara itu. 

-Penyambutan Tamu Thai dari Chiang Mai-
-Tempat foto: Thai Village Siam Niramit, Bangkok-

The Temple
Di Thailand, terdapat 2 macam tipe Pagoda. Pagoda Northen (Lanna) Style dan Pagoda Sourthen Style


-2 Style Pagoda di Thailand-
-Tempat foto: Thai Village Siam Niramit, Bangkok-

White Temple
Di Chiang Rai (Wilayah Kerajaan kuno Lanna) terdapat Temple dengan style berbeda dengan style Temple di Thailand pada umumnya. Mayoritas Temple di Thailand berwarna coklat dan emas. Temple ini tampil berbeda dengan warna serba Putihnya.

Menakjubkan! Saat ingin melihat isi dalam temple, kami melewati sebuah jembatan...melihat di kanan dan di kiri jalan tangan-tangan "menyembul" dari tanah keatas. Pemandangan bagai surga dan neraka. 




Hill Tribe

Di Chiang Rai, ada beberapa Suku pedalaman yang mendiami Hutan dan pegunungan mereka. Mereka berasal dari beberapa negara seperti Myanmar, Laos, dan Cina. Mereka datang ke Thailand untuk mencari kedamaian. 

-Akha-

-2 Style Pagoda di Thailand-
-Tempat foto: Thai Village Siam Niramit, Bangkok-



-Suku Karen-

Suku Karen di Thailand dibagi menjadi 2 kelompok besar sako-karen dan pow-karen. Kelompok-kelompok kecil nya Kaya dan Pa-o. Kebanyakan rumah Karen dibangun di kaki bukit, lebih rendah dari suku-suku lainnya. rumah mereka dibangun lebih tinggi dari tanah, meninggalkan ruang bawah mereka untuk pertemuan keluarga dan untuk kegiatan sehari-hari seperti memotong kayu bakar dan menumbuk beras. juga pada malam hari tempat berfungsi sebagai tempat untuk hewan peliharaan mereka. Karen punya rasa hormat yang mendalam para Biksu dan para tetua. Jika ada pertengkaran di antara penduduk desa dan para tetua bertanggung jawab untuk memulihkan perdamaian. 

-Saya dan Long Neck-

Para wanita memakai Gelang di leher dengan alasan:
1. Perlindungan diri dari serangan binatang buas (Pria tidak memakainya karena dianggap pria bisa melindungi dirinya sendiri)
2. Lambang kecantikan Karen. Semakin panjang lehernya, semakin cantik.

Saat disana, saya mencoba mengangkat dan memakainya di Leher saya. Wow! masa iya mereka beneran pake itu setiap saat ya? itu berat banget ...dan tidak nyaman di leher (menurut saya). Baru make sebentar aja kalo saya uda g tahan..Mereka hebat!


-Karen, dengan Gelang di leher dan hiasan di kakinya, sedang menenun-

-Suku Palong-




Suku Palong memakai kain sarung berwarna merah untuk bawahannya dan Pakaian berwarna gelap (biru tua / hitam). Yang lebih muda memakai penutup kepala berwarna putih, sedangkan yang tua memakai penutup kepala warna hitam. Mereka mengunyah sirih untuk menghitamkan giginya.

-Other hill Tribe-




Suku ini menggunakan pakaian warna tua dengan bulu-bulu merah di bagian tengahnya. Hasil Kerajinan mereka adalah sulaman. 

Golden Traingle


Golden Triangle merupakan titik berpatasan antara Thailand, Laos, dan Myanmar. Kami menaiki Boat untuk menyusuri perbatasan tersebut. Dahulunya disini terkenal dengan perdagangan Ophium. 



Sejenak, kami berhenti di Laos. Yak! proyek 1 tahun 2 negara saya has done :) (Walau cuma menginjak Laos 30 menit ;p ). Kami melihat kerajinan-kerajinan dari Laos, kain-kain khas laos, dan barang dagangan lainnya. Yang menarik disini adalah dijualnya snake whisky. Hyaks...gimana coba rasanya...



Ayutthaya

Ayuttayha merupakan Tempat Kerajaan kuno Ayyuthaya berada. Mereka berkembang mengalahkan dinasti kerajaan Sukhotai. Pada tahun 1700-an, kerajaan Ayuttayha diserang oleh Burma. 




Siang itu saya mengelilingi kota ayutthaya menggunakan motor. Kami menyewanya dari depan stasiun Ayutthaya. Saat berkeliling, kami melihat banyak peninggalan-peninggalan kerajaan tersebut. Hampir di setiap sudut kota, terdapat reruntuhan bangunan kerajaan.

Wat Khun Muang Chai


-Wat Khun Muang Chai-
-Kami melihatnya dikanan jalan, saat kami pertama kali mengelilingi kota-

Wat Lokayasutharam


-Patung Budha Tidur di Wat Lokayasutharam-

Di tempet parkir di depan patung ini, kami bertemu dengan orang Indonesia. Kami mengenalinya karena tetiba denger suara-suara bahasa yang kita kenal. Namanya Mutia. Dia dan 1 orang temannya memutuskan keliling ayutthaya menggunakan sepeda. Niatnya mau ngirit, ternyata saat ngunci sepeda, nomor kombinasinya berubah dan mereka bingung harus diapain. akhirnya mereka sewa pick up buat ngembaliin sepeda itu ke persewaan semula. 

Vihara Phra Mongkon Bophit


-Patung ini merupakan patung Big Buddha berlapiskan emas-

Ini pemandangan yang kita lihat di sekitar Vihara. 


Ketika melewati sebuah kolam, saya melihat 2 orang emba-emba membeli daun bayam, kemudian mereka mendekati kolam dan berdoa. entah apa. dan kemudian melemparkan bayamnya ke dalam kolam. 


Di pohon-pohon dekat dengan kolam, saya melihat beberapa patung yang ditaruh disekitar akar-akar pohon. Saya juga baru lihat ada fanta yang diletakkan di sekitar patung-patung tersebut. apakah ini yang disebut persembahan?

Wat Phra Si Sanphet

-Wat ini merupakan tempat penyimpanan abu Raja. 1 stupa, 1 abu raja-

Bangkok
Kerajaan Ayutthaya runtuh karena diserang oleh Burma. Lalu Kerajaan berpindah ke Bangkok. Sampai saat ini, kompek Kerajaan Thailand terletak di jantung kota Bangkok. 

Grand Palace

Istana Tempat tinggal raja Kerajaan Thailand. 



Rumah Traditional Thailand


-Rumah Traditional dan Barang-barang traditional Thailand-

-Tempat foto; Thai Village, Siam Niramit, Bangkok-

Makanan Traditional Thailand


-Northen Style Omelet (alias telur bakar), Rice Pudding-
-Tempat foto: Thai Village, Siam Niramit, Bangkok-

Pekerjaan Traditional Thailand

-Petani, Pembuat benang, Menenun, Melukis-
-Tempat foto: Thai Village, Siam Niramit, Bangkok-

People

Warga Lokal Thailand memberikan banyak pelajaran bagi saya. Sikapnya yang begitu ramah, tutur katanya yang halus, dan sikap saling tolong menolong yang begitu terasa membuat saya betah berlama-lama disini.

Disetiap sudut kota, kami melihat foto raja terpasang dimana-mana. Mereka sangat menghormati rajanya. Ada beberapa kali saya melihat, ketika driver Taxi melewati Grand Palace, mereka menyempatkan diri untuk memberikan salam pada Grand Palace.

Setiap pukul 08.00 Pagi, ditempat-tempat umum, selalu diperdengarkan lagu kebangsaan Thailand. Ada aba-aba dimana kami harus berdiri semua, dan mendengarkan lagu kebangsaan diperdendangkan, sambil menghadap foto sang raja. 



------------------------------------------------------------------------------------------
Oya..Semua rangkuman asal muasal Bangsa Thailand dan kepercayaan mereka bisa dilihat di Siam Niramit Show. Sebuah Pertunjukan Traditional Thailand yang dikemas dengan sangat apik dan menakjubkan.


------------------------------------------------------------------------------------------

-One destionation is never a place, but rather a new way of looking at things - Henry Miller



Salam, 





















-Indah Kusumastuti


EmoticonEmoticon