Orang Airoran berdiam di tepi barat sungai Apauwar, termasuk wilayah Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Daerah ini berada di bagian utara punggung Papua. Mereka juga merupakan penutur satu kelompok bahasa, termasuk penutur bahasa Adora, Iriemkena, Sasawa, yang disebut rumpun bahasa Airoran. Menurut perkiraan tahun 1970-an jumlah penutur bahasa ini adalah sekitar 400 orang. Ada perkiraan bahasa-bahasa ini akan punah dari muka bumi, karena jumlah penuturnya yang relatif sedikit. Bahasa ini tergolong bahasa Papua.
Mereka umumnya hidup dari pengumpulan sagu sesuai dengan informasi yang ada sekitar tahun 1960. Pada masa itu mereka juga memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berburu mulai dari binatang kecil seperti kadal sampai babi hutan, burung-burung, serta menangkap ikan.
Hubungan kerabat karena hubungan darah dan perkawinan tidak begitu luas ingatan mereka, tidak lebih luas dari pada mertua dan para ipar. Penarikan garis keturunan menurut prinsip patrilineal dan adat menetap sesudah nikah adalah patrilokal.
Sumber:
Melalatoa, J. 1995. Ensiklopedi Sukubangsa di Indonesia. Jilid A--K. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Mereka umumnya hidup dari pengumpulan sagu sesuai dengan informasi yang ada sekitar tahun 1960. Pada masa itu mereka juga memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berburu mulai dari binatang kecil seperti kadal sampai babi hutan, burung-burung, serta menangkap ikan.
Hubungan kerabat karena hubungan darah dan perkawinan tidak begitu luas ingatan mereka, tidak lebih luas dari pada mertua dan para ipar. Penarikan garis keturunan menurut prinsip patrilineal dan adat menetap sesudah nikah adalah patrilokal.
Sumber:
Melalatoa, J. 1995. Ensiklopedi Sukubangsa di Indonesia. Jilid A--K. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
EmoticonEmoticon