Sabtu, 07 Januari 2012

Mindset

For the majority of last year I was in a conflicted headspace:

  • Happy to deepen friendships that I've made out here while disappointed with some of the friendships I had to let go. 
  • Happy to live in LA rather than Long Beach while frustrated to not have a car. 
  • Happy to have family support while saddened by Stephen's desire to leave LA. 
  • Happy to get auditions for shorts and student films while anxious to get representation and better opportunities. 
  • Happy to be self-producing while disheartened by the rising costs of it all. 
  • Happy to have a night job while dissatisfied with the amount of family time it requires me to sacrifice. 

But that was all in 2011.

In 2012 I am...

  • Thankful for the friendships I have and the lessons learned from those I've lost.
  • Thankful for the car we share and the patience to wait until the right time to buy a new one.
  • Thankful for my husband's flexibility and understanding especially since I know he misses his family.
  • Thankful for the auditions I'm able to get and the industry relationships I'm able to develop on my own while I continue to seek the right people who will be excited to represent me. 
  • Thankful for the knowledge gained and the connections made from the projects I've produced and excited for what is in store for those I'm producing.
  • Thankful to be receiving unemployment until my job starts back up again so I can take a much needed break and spend more time with my family. 

Basically I have a different mindset. And though I didn't necessarily need to wait until the new year started to begin to think this way, I'm one of those people who loves the freshness that the new year brings. It feels like a clean slate where I can start anew or the first act of a whole new play. It invigorates me and gives me the impetus to make changes in every area of my life. And so, with the new year comes a new mindset where I'm much more focused on the blessings that I have instead of the things I lack. It's a much lighter state of being and one I hope to remain in for the rest of the year.

Rabu, 04 Januari 2012

Kerendahan Hati Rasulullah

 Sopan Santun dan Kerendahan Hati Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling saying dan hormat kepaa para sahabatnya, memberi tempat lapang kepada meeka jika kesempitan, memulai salam kepada orang yang dijumpai, dan jika berjabat tangan dengan seseorang tidak pernah melepaskan sebelum orang tersebut melepaskannya tangannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling rendah hati, jika berada bersama suatu kaum dalam majlis selau duduk bersama mereka dan tidak berdiri sebelum majlis selesai. Setiap yang duduk bersama beliau diberi haknya masing-masing sehinggat tidak seorang pun yang mereasa bahwa orang lain lebih mulia daripada dirinya di hadapan Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Jika seseorang duduk di dekatnya, beliau tidak berdiri sebelum orang tersebut berdiri kecuali jika ada urusan yang mendadak maka beliau meminta izin kepadanya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam benci kepada orang yang berdiri menghormatinya. (* ) dari Anas radhiyallahu ‘anhu berkata, ” Tak seorang pun yang mereka cintai lebih dari cinta mereka kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tapi jika mereka melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mereka tidak berdiri untuk menghormatinya karena beliau membenci hal yang demikian. HR. Ahmad Dan Tirmadzi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menghadapi seseorang dengan sesuatu yang tidak disenganinya, mengunjungi oran gsakit dan mencintai orang –orang miskin, bersabahat dan menyaksiakan jenazah mereka, tidak menghina orang fakir karena kefakirannya, tidak takut kepada raja karena kedudukannya, dan membesarkan nikmat meskipun sedikit, maka beliau tidak pernah sekalipun mencela makanan, jika beliau suka dengan makanan tersebut maka beliau makan, tapi jika tidak maka beliau tinggalkan tanpa mencelanya, beliau makan dan minum dengan tangan kanannya setelah membaca bansmalah ( bismillah ) pada permulaannya dan mengucapkan hamdalah ( alhamdulillah ) pada akhirnya.

Beliau menyenangi hal-hal yang baik dan tidak suka kepada hal-hal yang tidak baik seperti bawang putih dan bawan merah atau yangserupa dengannya, beliau haji sambil mengatakan :

Ya Allah, ini adalah benar-benar haji yang tidak ada riya’ dan tidak mencari popularitas di dalamnya. HR. Maqdisy.
 Beliau juga tidak berbeda dengan paras sahabatnya dalam pakaian dan tempat duduk, shingga pernah seorang arab badui datang sambil berkata : ” Mana di antara kamu yang bernama Muhammad ? “, Pakaian yang paling desenangi adalah qamis ( baju panjang sampai setengan betisnya), tidak berlebih-lebihan dalam makan atau pakaian, memakai peci, serban dan cincin perak pada jari kelingking kanannya serta mempunyai jenggot yang lebat.

(*) Diperbolehkan bagi tuan rumah untuk berdiri dalam menyambut tamu karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melakukan hal itu, dan boleh juga ikut menyngsong orang yang baru datang untuk merangkulnya.

sumber: http://sabdaislam.wordpress.com